Produsen Vaksin Sinovac Cina sedang Teliti Efektivitas Suntikan Dosis Ketiga

Rizka Rachmania - Selasa, 29 Juni 2021
Suntikan dosis ketiga vaksin Sinovac
Suntikan dosis ketiga vaksin Sinovac K_E_N

Parapuan.co - Kawan Puan mungkin sudah mendengar beberapa kabar yang menyebutkan adanya suntikan vaksin Sinovac dosis ketiga.

Suntikan dosis ketiga ini diberikan untuk memaksimalkan efek vaksin terhadap antibodi tubuh.

Pemberian suntikan ketiga, tentu saja untuk Kawan Puan dan masyarakat Indonesia yang sudah suntik vaksin Covid-19 menggunakan Sinovac untuk dosis pertama dan kedua.

Kabar terbaru, produsen vaksin Sinovac Cina sampai saat ini masih melakukan tahap penelitian mengenai suntikan dosis ketiga.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia: Menlu Retno Pastikan RI Dapat 2 Juta Dosis Vaksin dari Jepang

Penelitian ini dilakukan guna mencari tahu kapan suntikan dosis ketiga dibutuhkan dan bagaimana efek dari dosis ketiga vaksin Sinovac terhadap kekebalan tubuh.

Berdasarkan uji klinis fase kedua yang dilakukan oleh produsen vaksin Sinovac, suntikan dosis ketiga pada sukarelawan mampu meningkatkan respons antibodi di dalam tubuh mereka hingga 10 kali lipat dalam seminggu dan 20 kali lipat dalam 15 hari.

Para sukarelawan ini sebelumnya sudah mendapatkan dua dosis suntikan vaksin Sinovac, kemudian diberikan suntikan ketiga enam bulan berikutnya.

"Setelah mendapatkan dua suntikan, tubuh kita telah menghasilkan memori kekebalan. Adapun kapan suntikan ketiga akan dibutuhkan, tolong beri peneliti lebih banyak waktu untuk mempelajarinya," ujar Yin Weidong, kepala produsen vaksin Sinovac Cina, dilansir dari Global Times (6/6/2021).

Saat ini, data dari sukarelawan yang sudah disuntik dosis ketiga enam bulan lalu sedang dianalisis.

Hasil awalnya menunjukkan bahwa tingkat antibodi untuk sekitar setengah dari mereka masih baik.

Meski separuh dari sukarelawan menunjukkan kondisi yang baik-baik saja, namun tentu penelitian harus tetap dilanjutkan demi mengetahui efek vaksin Sinovac dosis ketiga pada relawan lainnya.

Di samping itu, Shao Yiming, seorang dokter terkemuka dan ahli imunologi dari Pusat Pengendalin dan Pencegahan Penyakit Cina, menyatakan bahwa pihaknya akan segera memberi tahu kapan waktu tepat untuk pemberian suntikan dosis ketiga.

"Dengan dukungan data ilmiah, kami akan menentukan kapan orang yang sudah lama divaksinasi harus diberikan suntikan booster," jelasnya.

Sementara itu, Chile menjadi salah satu negara yang juga sedang mempelajari kemungkinan melakukan vaksin Covid-19 dosis ketiga.

Presiden Sebastian Pinera mengatakan para ahli kesehatan sedang memeriksa 'banyak studi ilmiah' untuk menentukan apakah dosis ketiga akan diperlukan saat vaksin mulai diberikan pada kalangan remaja.

Sejauh ini, 78% populasi target Chile telah menerima setidaknya satu dosis, sementara 61% telah divaksinasi lengkap.

Dua dosis vaksin Sinovac yang diberikan pada masyarakat Chile saat ini 67% efektif mencegah infeksi simtomatik, 85% efektif dalam mencegah rawat inap, dan 80% dalam mencegah kematian, seperti dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Boleh untuk Anak Usia 12-17 Tahun, Ini Syarat-syaratnya

Dengan begitu, Kawan Puan yang sebelumnya sudah suntik Sinovac sampai dengan dosis ketiga, tunggu dulu ya, kabar berikutnya mengenai apakah perlu dan kapan suntikan vaksin Sinovac dosis ketiga dibutuhkan.

Kalau saat ini kamu sudah mendapatkan dosis pertama, maka jangan lupa untuk mendapatkan suntikan kedua sesuai dengan jadwal yang telah diberitahukan padamu.

Sedangkan kamu yang sudah dapat dua dosis vaksin, tetap jaga diri dengan memakai masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, menghindari kerumunan, serta langsung membersihkan diri setelah dari luar.

Untuk Kawan Puan yang belum vaksin, segera daftarkan dirimu di rumah sakit atau sentra kesehatan lain yang melayani vaksinasi Covid-19.

Kalau ada teman atau kerabatmu yang diduga terkena Covid-19 di Jakarta, kamu dapat menghubungi Layanan Darurat Covid-19 DKI Jakarta di nomor 112, 081 112 112 112, dan 081 388 376 955. (*)

Sumber: Reuters,Global Times
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Perempuan Berisiko Diabetes Lebih Tinggi, Tapi Gaya Hidup Jadi Kunci