Parapuan.co – Toxic relationship bisa dibilang sebagai hubungan tidak sehat antar pasangan.
Sebenarnya, toxic relationship bisa disebabkan oleh beberapa alasan seperti hilangnya rasa kepercayaan, sikap posesif dari salah satu pihak, bahkan kekerasan juga pelecehan yang memang termasuk toxic relationship.
Ginnie Love Thompson mengatakan meski toxic relationship sering terjadi dalam setiap hubungan dan akan lebih baik jika kondisi ini segera diakhiri.
Sesuai namanya, pasangan yang sudah lama mengalami toxic relationship akan memiliki kondisi psikologis bahkan mungkin fisik tidak sehat.
Meski beracun, sayangnya masih banyak pasangan mempertahankan toxic relationship miliknya dibanding mengakhiri.
Seperti yang dilansir dari Brightside.me, berikut alasan mengapa seseorang mempertahankan toxic relationship:
Percaya Bahwa Segala Sesuatu Bisa Berubah
Banyak orang bertahan dalam hubungan toxic karena mereka mencintai pasangannya dan percaya bahwa keadaan akan membaik suatu hari nanti.
Mereka juga mungkin berasumsi bahwa perilaku tidak sehat pasangannya adalah hasil dari pelampiasan keadaan sulit.
Baca Juga: Ramai Drakor Nevertheless, Begini Cara Mengidentifikasi 'Red Flag' Cowok di Kencan Pertama
Tidak jarang, salah satu pihak dalam hubungan tersebut merasa dapat mengubah hubungan dengan menjadi pasangan yang lebih baik.
Padahal pada kenyataannya, perilaku tersebut sering kali semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Takut akan Penolakan
Alasan lain mengapa mereka memilih bertahan daripada meninggalkan adalah karena ketakutan akan penolakan dimasa depan.
Mereka takut jika perilakunya tidak dapat diterima oleh pasangan mereka yang baru dan membuat mereka ditinggalkan.
Pihak yang terjebak dalam toxic relationship juga sering menganggap kalau pasangannya yang terbaik karena bisa mengerti dirinya.
Harga Diri yang Rendah
Sebuah penelitian juga menunjukan seseorang yang berada dalam hubungan tidak sehat disebabkan karena harga diri yang renda.
Setelah mengalami pelecehan dari hubungan toxic dalam waktu yang cukup lama, timbul pemikiran jika perilaku yang ia lakukan adalah pemicu hubungan tidak sehat.
Merasa Bertanggung Jawab atas Perilaku Pasangan
Setelah situasi atau konfrontasi yang tidak menyenangkan, pelaku terkadang akan membalikkan keadaan dan membuat pasangannya merasa bersalah atau seolah-olah mereka bersalah, meskipun sebenarnya tidak.
Baca Juga: Awas! Komentar tentang Tubuh Ini Tidak Baik Dikatakan Saat Ketemu Pertama Kali
Perilaku ini sering berkembang secara bertahap, sehingga sulit bagi seseorang untuk menyadari perilaku toxic.
Takut Kesepian
Rasa takut apabila berada di situasi sendiri sering membuat pasangan toxic mempertahankan hubungannya.
Hal ini terjari karena sebagian orang beranggapan jika lebih baik berada dalam hubungan yang tidak sehat daripada harus sendiri.
Masyarakat juga kerap kali memiliki opini jika seorang lajang adalah sesuatu yang negatif, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Apabila Kawan Puan merasa hubungan yang dijalani tidak memiliki tujuan dan tidak sehat, segera minta bantuan ke teman dekat dan/atau profesional seperti psikolog.
(*)
Baca Juga: Hari Keluarga Nasional, Psikolog Ingatkan Pentingnya Peran Ayah dalam Cegah Stunting