Parapuan.co - Semua mimpi perempuan itu perlu diperjuangkan!
Nilai itulah yang bisa kita lihat dan pelajari dari film Indonesia, tayang di Netflix, Ali & Ratu Ratu Queens.
Film yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Marissa Anita, Nirina Zubir, Asri Welas, Tika Panggabean, dan Happy Salma itu menyimpan banyak mimpi perempuan.
Tidak sekadar bermimpi, para perempuan di film Ali & Ratu Ratu Queens itu berani mewujudkannya.
Contohnya adalah karakter Mia yang diperankan oleh Marissa Anita.
Baca Juga: Marissa Anita Puji Karakternya sebagai Ibu yang Punya Mimpi di 'Ali & Ratu Ratu Queens'
Mia adalah seorang ibu rumah tangga yang punya anak laki-laki bernama Ali (Iqbaal Ramadhan).
Sebagai perempuan yang sudah menikah dan menjadi ibu, Mia punya cita-cita yang ingin ia wujudkan, yakni ingin jadi penyanyi.
Menyanyi ini adalah keinginan terpendam Mia yang ingin sekali ia wujudkan.
Mia juga ingin karier menyanyinya itu dimulai di New York.
Namun sebagai perempuan Indonesia yang sudah menikah, tentu tidak mudah bagi Mia untuk mewujudkan mimpinya itu.
Terlebih sang suami yang awalnya menolak ide Mia untuk pergi sendiri ke New York demi mewujudkan mimpi jadi penyanyi.
Namun pada akhirnya, Mia teguh pada pendirian dan pergi ke New York untuk berjuang merealisasikan mimpinya.
Sosok Mia yang seorang ibu rumah tangga dan menghadapi pilihan antara mewujudkan mimpinya menjadi penyanyi di New York atau tetap tinggal dan mengurus keluarga di Indonesia adalah representasi dari kondisi banyak perempuan di Indonesia.
Bahkan Gina S. Noer sebagai penulis skenario Ali & Ratu Ratu Queens mengungkapkan bahwa karakter Mia ini amat dekat dengannya.
Terlebih perihal peran sebagai ibu yang sekaligus perempuan dengan beragam mimpi untuk diwujudkan.
Baca Juga: Film Ali & Ratu Ratu Queens Ajarkan 3 Pesan Ini, Termasuk Soal Berani Bermimpi
"Di sini tuh karena gue ibu bekerja, gue tuh selalu ngerasa, apalagi kalau perempuan di Indonesia kan selalu ada tuntutan, 'Kenapa sih lo kerja, kenapa sih bukan ngurus anak di rumah', gitu," ucap Gina dalam video YouTube Netflix Indonesia berjudul Lucky Kuswandi & Gina S. Noer: Kita Harus Ngomongin Perempuan! | Ali & Ratu Ratu Queens tanggal 30 Juni 2021.
"Dan kadang-kadang mimpi itu tuh yang begitu normal untuk manusia, tapi dipertanyakan oleh sistem patriarki gitu," ucap Gina lebih lanjut.
"Gue tuh, kayak di sini tuh banyak mempertanyakan ke diri gue gitu, 'Apakah anak gue nanti akan bertanya seperti Ali, dan apakah gue akan punya penyesalan?'" ucap Gina lebih jauh.
Di sisi lain, Lucky Kuswandi sang sutradara mengatakan bahwa perempuan memang punya sense of guilt atau rasa bersalah yang besar.
"I think perempuan tuh sense of guilt-nya besar gitu karena ekspektasi dari society gitu, 'Ohh, lo harus jadi ibu, lo harus jadi ibu yang baik, gitu' kan mereka terjebak di this genders heteronormative roles (peran heteronormatif gender)," ucap Lucky.
Namun Lucky senang bahwa karakter Mia bisa menunjukkan bahwa meski ia ada rasa bersalah meninggalkan Ali bersamanya di Jakarta demi mengejar mimpinya di New York, ia tidak menyesali keputusannya itu.
Mia tidak menyesal dirinya pergi ke New York untuk mewujudkan mimpinya itu.
Di sini, Mia mengajarkan kita untuk menjadi perempuan yang berani bermimpi dan lebih berani lagi mewujudkannya.
"Walaupun Mia merasa ada guilt itu di dalam dirinya, tapi juga dia unapologetic gitu loh dengan choice yang dia pilih," ucap Lucky Kuswandi.
Gina pun menekankan bahwa karakter Mia tidak salah dalam hal meraih mimpi, meski di dalam film, Mia membuat kesalahan dengan lari dari konsekuensi.
"Dan di akhirnya ya, ini adalah bagian dari, 'Ya udah ini mimpi harus dihadapi'. Dan kesalahan dia adalah karena dia lari dari konsekuensi, kan. Tapi secara mimpi ya dia nggak pernah salah, gitu," tutup Gina S. Noer.
Baca Juga: Mengenal 4 Tipe Perempuan dalam Menggapai Mimpi Lewat Film 'Ali & Ratu Ratu Queens'
(*)