"Kegiatan tersebut secara perlahan membuat ARMY sebagai satu komunitas besar secara bersamaan belajar budaya lain dan berinteraksi antar negara di dunia.
"Selama ini sistem industri musik barat cenderung membatasi bahasa dan budaya lain untuk masuk ke tingkat mainstream tapi BTS dan ARMY mampu menembus batas itu semua,” ungkap Karlina.
Konektivitas antar ARMY lewat internet dan media sosial pun menjadi penghubung komunikasi antar negara yang selama ini terasa asing tanpa ada kepentingan politik tertentu.
"BTS ARMY membuktikan ternyata budaya pop dapat mendorong masyarakat dunia untuk saling belajar," ujar Karlina.
Ruang aman di masa pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia membuat banyak orang menemukan hobi baru lewat internet, termasuk menikmati musik K-Pop.
Namun, komunitas BTS ARMY menjadi tujuan tersendiri dari banyak orang untuk menemukan ruang amannya.
"Saat pandemi ini, kesehatan mental kita semua itu sedang diuji. BTS dan ARMY selalu mengangkat pentingnya kesehatan mental, maka banyak yang menemukan ruang aman di komunitas ARMY," jelas Karlina.
Komunitas ARMY sangat terbuka bagi penggemar yang baru bergabung saat pandemi ini.
Mereka saling belajar dan mengajarkan hal-hal terkait BTS atau pun budaya K-Pop.
BTS ARMY memberikan ruang aman bagi setiap penggemar BTS untuk belajar dengan keragaman tanpa penghakiman dari tiap anggota.
Baca Juga: Lawan Stigma Negatif Fandom K-Pop, BTS ARMY Help Center Kampanyekan Pentingnya Kesehatan Mental
Sebagai komunitas, ARMY selalu mendapatkan stigma negatif, namun tanpa masyarakat sadari, komunitas ini telah mewujudkan inklusivitas dan ruang aman yang sangat kita butuhkan di masa sulit ini. (*)