Sosok Mia yang seorang ibu rumah tangga dan menghadapi pilihan antara mewujudkan mimpinya menjadi penyanyi di New York atau tetap tinggal dan mengurus keluarga di Indonesia adalah representasi dari kondisi banyak perempuan di Indonesia.
Baca Juga: Pernah Kunjungi New York, Iqbaal Punya Pengalaman Serupa dengan Ali di Film 'Ali & Ratu Ratu Queens'
Bahkan Gina S. Noer sebagai penulis skenario Ali & Ratu Ratu Queens mengungkapkan bahwa karakter Mia ini amat dekat dengannya.
Terlebih perihal peran sebagai ibu yang sekaligus perempuan dengan beragam mimpi untuk diwujudkan.
"Di sini tuh karena gue ibu bekerja, gue tuh selalu ngerasa, apalagi kalau perempuan di Indonesia kan selalu ada tuntutan, 'Kenapa sih lo kerja, kenapa sih bukan ngurus anak di rumah', gitu," ucap Gina dalam video YouTube Netflix Indonesia berjudul Lucky Kuswandi & Gina S. Noer: Kita Harus Ngomongin Perempuan! | Ali & Ratu Ratu Queens tanggal 30 Juni 2021.
"Dan kadang-kadang mimpi itu tuh yang begitu normal untuk manusia, tapi dipertanyakan oleh sistem patriarki gitu," ucap Gina lebih lanjut.
"Gue tuh, kayak di sini tuh banyak mempertanyakan ke diri gue gitu, 'Apakah anak gue nanti akan bertanya seperti Ali, dan apakah gue akan punya penyesalan?'" ucap Gina lebih jauh.
Di sisi lain, Lucky Kuswandi sang sutradara mengatakan bahwa perempuan memang punya sense of guilt atau rasa bersalah yang besar.
Baca Juga: Rekomendasi Film Netflix untuk Akhir Pekan, 'Ali & Ratu Ratu Queens'
"I think perempuan tuh sense of guilt-nya besar gitu karena ekspektasi dari society gitu, 'Ohh, lo harus jadi ibu, lo harus jadi ibu yang baik, gitu' kan mereka terjebak di this genders heteronormative roles (peran heteronormatif gender)," ucap Lucky.