Parapuan.co - Belum lama ini, varian Kappa dari mutasi virus Corona telah ditemukan di Indonesia.
Kasus pertama dari varian B.1.617.1 ini ditemukan di Jakarta.
Sama seperti varian Delta, varian Kappa ini merupakan mutasi yang berasal dari India.
Baca Juga: Mengenal Covid-19 pada Anak Khususnya Bayi, Apa yang Harus Dilakukan?
Berasal dari tempat yang sama, bagaimana perbedaan diantara varian delta dan kappa?
Varian Virus Corona Delta
Menurut situs WHO, varian yang disebut juga B.1.617.2 ini masuk dalam kategori variant of concern, yakni varian ini sudah terbukti membawa kerugian pada masyarakat global.
Dalam SBS News, 24 Juni 2021 dilaporkan bahwa varian delta sudah menyerang lebih dari 80 negara.
“Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya,” kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan.
Catherine Bennett, ketua epidemiologi di Universitas Deakin, mengatakan varian delta merupakan varian yang begitu banyak ditemukan, seperti di Eropa dan Amerika Serikat.
“Ini adalah varian yang kami pantau karena kami melihatnya mengalahkan varian lain yang menjadi perhatian,” katanya.
“Bisa dengan cepat mengungguli varian lain yang ada. Kami melihatnya di Inggris, kami melihatnya di seluruh Eropa sekarang, dan kami juga melihatnya di AS. Ini dengan cepat menjadi mapan di beberapa daerah sebagai strain yang dominan,” lanjutnya.
Berdasarkan riset, Public Health England memperkirakan Delta memiliki nilai reproduksi 6,0 dibandingkan antara 2-3 dari varian lainnya.
Artinya, setiap satu orang terinfeksi Delta, enam orang lainnya akan tertular virus tersebut.
Baca Juga: RSLI Surabaya Minta Bantuan 'Alumni' untuk Donor Plasma Konvaselen
“Para peneliti menemukan bahwa dengan varian Delta, 'viral load' yang dibawa oleh mereka yang terinfeksi lebih tinggi daripada varian lainnya,” kata Catherine.
Karena viral load yang tinggi, Catherine mengatakan bahwa virus ini juga berkembang dan menular lebih cepat, sehingga menjadi varian delta plus.
Sekretaris kesehatan federal India Rajesh Bhushan mengatakan varian yang sama telah ditemukan di delapan negara lain dan sedang diawasi dengan ketat, tetapi varian Delta asli tetap yang paling memprihatinkan.
Dalam WebMD, berdasarkan data dari Zoe COVID Symptom Study, aplikasi yang memungkinkan orang melacak gejala, menunjukkan gejala Covid-19 di Inggris Raya dapat berubah seiring penyebaran varian delta.
Gejala teratas yang dilaporkan pada aplikasi meliputi:
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Demam
Varian Virus Corona Kappa
Berbeda dengan varian delta, menurut WHO varian Kappa (B.1.617.1) ini masuk kedalam variant of interest.
Kategori variant of interest sendiri menunjukkan bahwa virus Kappa merupakan varian yang cukup mendapat perhatian.
Akan tetapi, varian Kappa ini juga bisa menular dan berpotensi mematikan.
Varian Kappa sendiri ditemukan di India, tepatnya pada Oktober 2020 lalu.
Kappa merupakan varian yang membawa mutan ganda.
Baca Juga: Ingat Lagi, Ini 7 Langkah Mencuci Tangan Pakai Sabun yang Benar
"Mereka menyebutnya mutan ganda, tapi memang mungkin ada selusin mutasi yang menyebabkan varian baru ini," kata professor Robert Booy, seorang spesialis penyakit menular di University of Sydney dan Koalisi Imunisasi.
Para ahli kesehatan mengatakan kekhawatirannya adalah bahwa Delta dan Kappa jauh lebih mudah menular, dan sudah menyebar ke seluruh India, anak benua, Australia, bahkan Indonesia.
“Kami benar-benar perlu merespons sebaik mungkin ... Kami perlu memaksimalkan tindakan pencegahan yang masuk akal yang selalu kami lakukan; memakai masker, itu ide yang bagus, tetapi juga menjaga jarak - pertahankan,” kata Robert.
Adapun gejala pada varian Kappa meliputi demam tinggi, batuk, pilek, mata merah dan berair, serta ruam di sekujur tubuh.
(*)