Penonton pun mulai menyukai channel itu lantaran mereka tertarik belajar bahasa isyarat Indonesia (bisindo) melalui video buatannya.
Di balik itu semua, perempuan ini punya misi untuk tidak sekadar mengenalkan bisindo kepada masyarakat, tetapi juga menyetarakan kelompok difabel dengan orang normal.
"Saya ingin masyarakat mengerti bisindo, agar mudah berkomunikasi dengan teman tuli," ujar Amanda.
"Tujuan saya memang ingin menyetarakan kelompok difabel dengan masyarakat pada umumnya."
Tak cuma aktif di YouTube, ia juga menyuguhkan konten video bisindo melalui TikTok.
Harapannya, agar bahasa tunarungu juga semakin lekat dan dikenal masyarakat.
Ia juga ingin membangkitkan komunitas difabel supaya tidak mudah menyerah dengan keterbatasan yang dimiliki.
Baca Juga: Bangga! Nora Al Matrooshi Jadi Astronot Perempuan Pertama Asal Uni Emirat Arab
Perjuangan menjadi seorang model
Amanda tidak begitu saja menjadi seorang model, tetapi juga melalui perjuangan yang tidak mudah.
Terlebih sewaktu masih sekolah, ia pernah di-bully sebelum akhirnya pindah ke SLB.
Baru saat berada di SLB, Amanda berani berani bermimpi, di mana ia ingin sekali menjadi seorang model.
Meski hampir semua rekannya tak percaya akan mimpinya, beruntung sang ibu sangat mendukungnya.