Parapuan.co - Perempuan difabel juga boleh dan bisa berkarya layaknya manusia pada umumnya.
Contohnya adalah Amanda Farliany, yang meskipun tuli berhasil menjadi Youtuber sukses.
Melansir Nova, Amanda adalah sosok Youtuber yang kerap mengisahkan perjalanan hidupnya.
Tak hanya seorang Youtuber, perempuan penyandang tunarungu ini juga dikenal sebagai model.
Seperti apa kisahnya hingga Amanda Farliany menjadi Youtuber sekaligus model meski di tengah keterbatasannya?
Intip profil Amanda Farliany lebih lengkap di bawah ini, yuk!
Baca Juga: Mengenal Madeleine Albright, Perempuan Tertua yang Masuk Forbes 50 Over 50
Youtuber yang menyuguhkan konten bisindo
Amanda Farliany banyak mengunggah video yang kontennya diperuntukkan bagi teman tuli di channel YouTube-nya.
Ide tersebut bermula karena ia masih jarang melihat konten YouTube yang bisa disaksikan dan dimengerti para penyandang tunarungu.
"Tujuan saya membuat video, karena saya masih jarang melihat konten untuk penyandang tuli," kata Amanda.
Dibantu salah satu temannya, ia pun membuat channel YouTube sendiri yang sebagian besar isinya adalah tentang bahasa isyarat.
"Akhirnya, saya coba bikin sekitar tahun 2017. Saya diajarin teman saya dulu, baru deh buat ini," ungkapnya.
Tak disangka, banyak pengguna YouTube yang antusias menyaksikan konten di channel Amanda Farliany.
Penonton pun mulai menyukai channel itu lantaran mereka tertarik belajar bahasa isyarat Indonesia (bisindo) melalui video buatannya.
Di balik itu semua, perempuan ini punya misi untuk tidak sekadar mengenalkan bisindo kepada masyarakat, tetapi juga menyetarakan kelompok difabel dengan orang normal.
"Saya ingin masyarakat mengerti bisindo, agar mudah berkomunikasi dengan teman tuli," ujar Amanda.
"Tujuan saya memang ingin menyetarakan kelompok difabel dengan masyarakat pada umumnya."
Tak cuma aktif di YouTube, ia juga menyuguhkan konten video bisindo melalui TikTok.
Harapannya, agar bahasa tunarungu juga semakin lekat dan dikenal masyarakat.
Ia juga ingin membangkitkan komunitas difabel supaya tidak mudah menyerah dengan keterbatasan yang dimiliki.
Baca Juga: Bangga! Nora Al Matrooshi Jadi Astronot Perempuan Pertama Asal Uni Emirat Arab
Perjuangan menjadi seorang model
Amanda tidak begitu saja menjadi seorang model, tetapi juga melalui perjuangan yang tidak mudah.
Terlebih sewaktu masih sekolah, ia pernah di-bully sebelum akhirnya pindah ke SLB.
Baru saat berada di SLB, Amanda berani berani bermimpi, di mana ia ingin sekali menjadi seorang model.
Meski hampir semua rekannya tak percaya akan mimpinya, beruntung sang ibu sangat mendukungnya.
"Mama menguatkan aku kalau aku bisa jadi model. Aku ikut kontes model majalah saat itu," kata Amanda.
"Sempat ditolak enam kali, karena model kan yang dilihat fisik dan kualitasnya. Sampai tahun 1999, aku jadi model Majalah Kawanku," ujarnya lagi.
Sejak itu, Amanda pun kerap diminta menjadi model iklan, bahkan sampai kebanjiran tawaran.
Perempuan berambut panjang ini juga pernah menjadi model untuk Tabloid Nova.
Walau kesuksesan sudah dikantonginya, bukan berarti hidup Amanda Farliany berjalan mulus setelahnya.
Sesudah memiliki anak dan ketika mereka mulai bersekolah, ujian kembali datang menghampiri.
Baca Juga: Kritisi Sampah Plastik di Malawi, Inilah Sosok Gloria Majiga Kamoto
Anak-anaknya sempat malu memiliki orang tua tuli, sehingga mereka sembunyi-sembunyi menggunakan bisindo di sekolah.
Namun, Amanda menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa tulis bukanlah sebuah kelemahan dan semestinya mereka tidak perlu malu.
Seiring berjalannya waktu, teman-teman mereka dan para ibunya justru jadi tertarik untuk belajar bisindo kepada Amanda.
"Saya semangati mereka untuk tidak malu dengan saya, ke teman-temannya," ungkap Amanda.
"Saya sekarang ngajarin mereka untuk mengerti bisindo juga. Di situ saya senang. Anak-anak saya juga senang melihatnya," pungkasnya.
Wah, sungguh menginspirasi ya, Kawan Puan!(*)