Dirinya mengatakan jika sistem buka tutup ini sendiri diberlakukan karena pasien yang terus-menerus berdatangan.
Jumlah pasien di RSUD Kanujoso terus meningkat, baik pasien yang datang sendiri maupun pasien rujukan.
Edy juga mengatakan jika beberapa hari terakhir RSUD Kanujoso sudah melayani 30 hingga 40 pasien setiap harinya.
"Nah saat kami melayani pasien banyak di IGD itu terpaksa kita tutup dulu. Misalnya ada (pasien) yang harus inapkan, ada yang cuma sesak pileg cukup minum obat atau pulang isolasi di rumah atau kita rujuk ke rumah sakit lain. Setelah semua selesai baru kita buka lagi," jelasnya.
Baca Juga: Wali Kota Medan Klaim Ketersediaan Pasokan Oksigen untuk Pasien Covid-19 Aman
Pemberlakuan sistem buka tutup ini bertujuan agar tidak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit.
Tak hanya itu, Edy juga mengkawatirkan kondisi tenaga medis jika pasien terus membludak.
Jumlah pasien yang terus meningkat akan menyebabkan tenaga medis menjadi kewalahan dan kelelahan.
"Mereka pakai baju hazmat itu kan panas, cepat lelah. Makanya jam kerja mereka bisa batasi hanya 5-6 jam dari 8 jam kerja setiap harinya. Dalam sehari bisa sampai 4-5 shift ganti perawat," ujarnya.
Meskipun RSUD Kanujoso memberlakukan sistem buka tutup, bukan berarti mereka tidak menangani pasien dalam kondisi darurat.
Edy mengatakan jika IGD akan tetap melayani pasien darurat seperti kecelakaan atau kondisi kritis lainnya meski saat IGD ditutup.