Bahwasanya, sebagian orang takut tidak bertahan di tengah pandemi seperti sekarang.
Sehingga, mereka melakukan apapun untuk bisa bertahan dengan mengubah perilaku, dalam hal ini membeli atau menimbun barang.
"Orang-orang takut akan ketidakpastian. Mereka khawatir akan bertahan atau tidak," imbuh sang profesor.
"Jika kamu mulai melihat temanmu melakukannya, kemungkinan besar kamu juga akan terlibat dalam perilaku seperti itu."
"Orang lain akan benar-benar melihatnya, bahkan meski tidak tahu alasannya, mereka mulai ikut-ikutan karena melihat antrean panjang dan harga mulai naik," imbuhnya lagi.
Ekonom Zagros Madjd-Sadjadi menyinggung pula soal masa di mana manusia menjadi pemburu dan penimbun.
Baca Juga: Heboh Susu Beruang, Ternyata Panic Buying Picu Strategi Penjualan Baru
Logikanya ketika persediaan makanan terbatas, mereka akan berburu dan pindah tempat untuk memastikan dirinya menemukan lebih banyak makanan.
Masalahnya, orang sekarang mengumpulkan bukan karena terbatasnya persediaan.
Dan terkadang, kepanikannya dalam membeli itulah yang malah membuat ketersediaan barang menjadi terbatas.
Jadi, sebaiknya kita menghindari panic buying karena bisa berdampak besar pada perekonomian, salah satunya kelangkaan dan meningkatnya harga tadi.
Bersikaplah bijak dalam membeli dan tidak menimbun apa-apa yang sebetulnya tidak kita butuhkan.
Catat baik-baik, ya, Kawan Puan. (*)