Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Saat Hamil

Anna Maria Anggita - Kamis, 8 Juli 2021
Ilustrasi masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan saat hamil
Ilustrasi masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan saat hamil comzeal

Parapuan.co - Kawan Puan, menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan itu wajib kita lakukan.

Berapa pun usia dan kondisimu, kita perlu menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.

Tak terkecuali menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan pada ibu hamil.

Mungkin saat seorang perempuan mengandung, perubahan yang paling terlihat ialah payudara dan perut yang membesar.

 

Baca Juga: Alami Keracunan Makanan? Segera Tangani dengan Lakukan Hal Ini

Padahal, kamu harus tahu kalau vagina juga mengalami perubahan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana kehamilan memengaruhi kesehatan vagina.

Dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa masalah pada kesehatan seksual dan reproduksi perempuan saat mengandung.

Peningkatan Keputihan

Peningkatan keputihan adalah salah satu perubahan vagina yang paling terlihat selama kehamilan.

Ini disebabkan oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron.

Baca Juga: Simak! Ini 5 Perubahan yang Terjadi pada Vagina Setelah Menopause

Di mana peningkatan volume darah dan aliran darah juga dapat berkontribusi pada peningkatan keputihan.

Keputihan yang muncul biasanya encer dan putih layaknya susu.

Akan tetapi, saat menjelang kelahiran bayi, keputihan itu meningkat dan seharusnya tidak berbau busuk.

Apabila Kawan Puan terganggu dengan keputihan yang muncul, kenakan panty liner atau pembalut kecil tanpa pewangi ya.

Meningkatnya Risiko Infeksi Vagina

Dalam beberapa kasus, peningkatan keputihan menunjukkan infeksi.

Infeksi vagina sering terjadi selama kehamilan, sebagian karena perubahan hormonal yang mengubah keseimbangan pH vagina.

Baca Juga: Jangan Takut, Ini Manfaat Vaksin Covid-19 yang Bisa Kamu Dapatkan

Infeksi vagina yang umum selama kehamilan meliputi:

  • Infeksi Ragi: selama kehamilan, cairan vagina mengandung lebih banyak gula, makanan pilihan ragi. Infeksi jamur tidak akan membahayakan bayi yang belum lahir, tetapi itu akan membuat hidupmu jadi tidak nyaman. Gejala infeksi jamur termasuk gatal pada vagina, keputihan yang menyerupai keju cottage dan berbau ragi, dan vagina terbakar.
  • Vaginosis Bakterial (BV): Menurut American Pregnancy Association, 10 hingga 30 persen perempuan hamil akan terkena BV. Kondisi tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk pada vagina. Gejala utama BV adalah keluarnya cairan berwarna abu-abu yang berbau amis. BV yang tidak diobati terkait dengan persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan keguguran.
  • Trikomoniasis: Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Ini dapat menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius, seperti ketuban pecah terlalu cepat dan kelahiran prematur. Gejala trikomoniasis termasuk bau busuk, cairan kuning-hijau, gatal dan kemerahan pada vagina, dan nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seks.

Peningkatan Pembengkakan Vagina

Untuk mendukung pertumbuhan bayi, aliran darah Kawan Puan harus meningkat secara signifikan selama kehamilan.

Jadi, bukan hal yang aneh jika labia dan vagina tampak bengkak dan terasa lebih penuh.

Pembengkakan dan peningkatan aliran darah juga dapat meningkatkan libido dan membuat Kawan Puan lebih mudah terangsang.

Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah juga dapat menyebabkan vagina dan labia menjadi gelap dan berwarna kebiruan.

Dalam beberapa kasus, pembengkakan vagina disebabkan oleh infeksi.

Jika pembengkakan vagina disertai dengan kemerahan, rasa terbakar, dan gatal, hubungi dokter.

Baca Juga: Setelah Didobel dengan Masker Medis, Begini Cara Cuci Masker Kain

Varises Vulva

Kawan Puan, kamu harus paham kalau kaki itu bukan satu-satunya tempat munculnya varises selama kehamilan.

Varises juga bisa muncul di vulva dan vagina.

Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan volume darah, dan penurunan seberapa cepat darah mengalir.

Varises vulva dapat menyebabkan tekanan dan ketidaknyamanan pada vulva dan vagina.

Untuk membantu meringankan gejala cobalah dengan melakukan kompres air dingin, mengangkat pinggul saat berbaring, dan mengenakan pakaian kompresi.

Kebanyakan varises vulva hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah melahirkan.

Pendarahan Vagina

Pendarahan vagina bisa disebabkan oleh peningkatan volume darah.

Dalam beberapa kasus, pendarahan vagina merupakan tanda keguguran, terutama jika disertai dengan kram parah seperti menstruasi, dan keluarnya jaringan melalui vagina.

Jika pendarahan vagina selama trimester kedua dan ketiga itu sangat mengkhawatirkan.

Sebaiknya, Kawan Puan segera harus mencari perawatan medis darurat jika pendarahan vagina disebabkan oleh:

  • Solusio plasenta (ketika plasenta terlepas dari lapisan rahim)
  • Pembukaan serviks sebelum waktunya
  • Persalinan prematur, dan
  • Ruptur uteri

Baca Juga: Waspada Covid-19 pada Anak, Ini 4 Cara Menaikkan Imunitas Si Kecil

Nah, Kawan Puan, sekarang kamu paham ya, kalau saat hamil perubahan yang terjadi bukan hanya pada fisik saja, namun vagina pun juga berubah.

Mengetahui hal tersebut, sudah sebaiknya kalau sebagai ibu hamil kita lebih paham tentang masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan saat mengandung. (*)

Sumber: healthline
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja