Parapuan.co - Rumah menjadi salah satu kebutuhan setiap orang, sekalipun kamu belum berkeluarga. Tak heran jika membeli rumah menjadi tujuan sebagian orang.
Akan tetapi, harga rumah makin hari seakan makin mahal. Bahkan, jika Kawan Puan terus menunda untuk membeli rumah, di kemudian hari makin mahal harganya.
Namun membeli rumah tetap perlu pertimbangan dan rupanya ada beberapa tanda kamu siap mengajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
Pasalnya, butuh uang ratusan juta jika Kawan Puan ingin membeli rumah. Bahkan, jika ingin mengajukan KPR, kamu harus siap dengan cicilannya tiap bulan.
Minimal kamu perlu mengalokasikan 30 persen dari gaji atau penghasilan untuk cicilan KPR. Ini memang batas idealnya agar keuanganmu tetap sehat.
Selain itu, melansir Kompas.com, ada beberapa tanda siap mengajukan KPR yang bisa menjadi pedomanmu. Jika ingin membeli rumah, apakah tanda berikut ini sudah kamu penuhi?
Baca Juga: Ini 4 Jenis Program KPR yang Sudah Disiapkan Pemerintah
1. Punya tabungan dana darutat
Tanda siap mengajukan KPR lainnya ialah kamu memiliki tabungan dana darurat yang cukup. Tentu jumlahnya berbeda setiap orang tergantung pengeluaran dan statusmu.
Jika Kawan Puan belum menikah, maka dana daruratmu idealnya 6 kali pengeluaran tiap bulan. Namun, jika kamu sudah menikah dan belum punya anak, maka 9 kali.
Sedangkan, jika kamu sudah menikah dan sudah punya anak, maka minimal kamu perlu punya dana darurat minimal 12 kali dari pengeluaran bulanan.
Jangan pernah menggunakan dana daruratmu jika tidak dalam keadaan darurat. Namun, kamu perlu menyimpan pada instrumen yang aman dan mudah dicairkan, ya.
Uang ini akan berguna jika suatu hari terjadi hal tidak baik dan pemasukanmu sudah sangat tidak bisa menutupi cicilan bulan itu.
2. Sudah mengumpulkan uang muka
Selain dana darurat yang sudah cukup, sebelum membeli rumah, bijaknya Kawan Puan sudah mengumpulkan uang muka atau DP.
Toh, saat ini, beberapa bank sudah menawarkan program KPR DP 0 persen.
Akan tetapi, jika kamu ambil program itu, biasanya cicilan KPR yang harus kamu bayar setiap bulan bakal lebih besar jumlahnya ketimbang yang sudah setor DP atau uang muka.
Nah, jika kamu sudah mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk DP rumah, itu tandanya kamu siap mengajukan KPR.
Apalagi jika tabungan DP yang kamu kumpulkan bisa mencapai 20 persen dari harga rumah yang kamu incar. Misalnya harga rumah Rp400 juta dan tabungan DP rumah sebesar Rp80 juta.
Dengan begitu, kamu tinggal meminjam dari bank KPR sebesar Rp 320 juta. Pembayaran cicilan KPR akan menjadi lebih ringan kalau sudah punya uang DP.
Baca Juga: Catat! Ini 3 Tips Membeli Rumah Agar Tidak Menyesal di Masa Depan
3. Bebas dari utang
Sebelum Kawan Puan memutuskan untuk membeli rumah KPR, pastikanlah untuk mengecek kondisi keuangan sebelum mengajukannya.
Bila kamu sudah bebas dari utang dan tidak memiliki utang sama sekali, maka kamu dapat mengajukan KPR.
Harus begitu karena kamu akan membayar cicilan KPR rumah sekitar 30 persen dari gajimu. Misal gajimu Rp5 juta, artinya alokasi untuk KPR rumah ialah sekitar Rp1,5 juta.
Toh, ingatlah selain cicilan KPR rumah, Kawan Puan tetap perlu memenuhi kebutuhan bulanan lain seperti makan dan minum, tagihan listrik dan air, hingga kuota internet.
4. Skor kredit tidak bermasalah
Jika Kawan Puan pernah menunggak pembayaran utang, atau gagal bayar, ini semua akan berpengaruh ke skor kredit di layanan SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan).
SLIK ini dikelola Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pengganti BI Checking.
Skor kredit merupakan sistem penilaian untuk melihat kelayakan atau kemampuan calon debitur terhadap pinjaman yang diajukan.
Bank akan melihat skor kredit itu sebagai salah satu pertimbangan utama, apakah pengajuan KPR rumah kamu disetujui atau ditolak.
Maka dari itu, pastikan bahwa skor kredit atau riwayat kreditmu selama ini bersih dan tidak bermasalah. Bila masih ada utang yang menunggak, segera dibayar atau dilunasi.
Baca Juga: Ingin Tinggal Sendiri? Ini Pertimbangan Pilih Kontrak atau Cicil Rumah
5. Butuh rumah lebih besar
Tanda lainnya ialah Kawan Puan membutuhkan rumah yang lebih besar. Hal ini boleh jadi terasa ketika kamu udah menikah dan punya anak.
Kawan Puan boleh jadi merasa perlu rumah yang lebih besar daripada kontrakan sepetak atau ingin keluar dari pondok mertua.
Tentu lebih enak jika rumah itu adalah milik sendiri meski dibeli dengan cara berutang. Toh, selain menjadi tempat tinggal, rumah KPR dapat menjadi ladang investasi. (*)