Jadi Penghiburan Banyak Orang, K-Pop Dinilai Sebagai Pemulih Kecemasan di Masa Pandemi

Alessandra Langit - Senin, 12 Juli 2021
Perempuan melakukan kegiatan fangirling K-Pop sebagai pemulih kecemasan di saat pandemi.
Perempuan melakukan kegiatan fangirling K-Pop sebagai pemulih kecemasan di saat pandemi. Freepik.com

Parapuan.co - Industri hiburan Korea Selatan menciptakan pergerakan musik K-Pop yang dibangun lewat berbagai perusahaan agensi.

Kelahiran K-Pop sudah dimulai dari awal tahun 2000-an, namun karena keterbatasan teknologi dan keterbukaan masyarakat, saat itu musik asal Korea Selatan masih sangat asing.

Media sosial dan platform musik digital akhirnya menjadi pemantik bangkitnya industri musik K-Pop dan menyebarnya berbagai grup musik maupun musisi solo ke telinga pendengar di seluruh dunia.

Di sisi lain, pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia menyebabkan masyarakat bergantung pada teknologi dan internet.

Kehilangan kesempatan untuk berkegiatan di luar rumah, masyarakat banyak berinvestasi di layar ponsel mereka, yang kini menjadi satu-satunya cara untuk mengakses budaya dan informasi.

Melansir dari halaman resmi UNESCO, dalam sebuah survei oleh lembaga konsultan 20s Lab tentang konsumsi media terutama pada Generasi Z, ada sebanyak 88,4 persen responden menunjukkan bahwa penggunaan media soal mereka meningkat selama pandemi.

Baca Juga: Lawan Stigma Negatif Fandom K-Pop, BTS ARMY Help Center Kampanyekan Pentingnya Kesehatan Mental

YouTube, streamer, dan serial televisi adalah salah satu jenis konten paling umum yang ditonton oleh anak muda.

Hal itu menjadi salah satu alasan banyak orang yang mulai berkenalan dengan musik K-Pop dan berujung menggemarinya.

K-pop bahkan memiliki efek menguntungkan pada keadaan psikologis di saat pandemi Covid-19 ini.

UNESCO menemukan bahwa banyak yang merasa musik K-Pop telah membantu mereka mengatasi Coronavirus Blues, istilah yang menggambarkan kecemasan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Musik K-Pop dinilai sebagai "pelarian" di masa sulit yang menguji kesehatan mental ini, lagu-lagu pop yang bersemangat telah membangkitkan harapan bagi banyak orang dan juga penghiburan.

Aktifnya para penggemar di media sosial menjadi penyegaran bagi masyarakat setelah melihat berita-berita menyeramkan terkait Covid-19 dan keadaan sosial politik lainnya.

Kecemasan yang muncul ketika melihat fakta bahwa ada virus yang dengan bebas berkeliaran di luar sana dapat teratasi dengan melihat konten K-Pop dan interaksi antar penggemar di media sosial.

Pesan positif dari para musisi K-Pop kerap kali menjadi motivasi dan alasan banyak orang untuk tetap berpegang pada pikiran positif dan harapan di masa pandemi yang terasa suram ini.

Masyarakat membutuhkan hiburan musik K-Pop untuk menjalani hari-harinya, sebagai semangat dan dorongan untuk beraktivitas.

Baca Juga: Menjadi Fenomena Budaya Pop di Indonesia, Ini yang Dimaksud dengan Fangirling

Menanggapi popularitas musik K-Pop, industri pun ikut beradaptasi. Mereka menghadirkan konten terkait K-Pop untuk menemani masyarakat dari seluruh dunia di kala pandemi ini.

Konten yang terkait dengan K-pop telah membantu banyak kanal di YouTube dan media untuk bertahan di masa pandemi ini.

Seperti Dingo Music di YouTube yang berhasil mengumpulkan lebih dari 2,7 juta pelanggan karena konten K-Pop.

K-pop juga telah memberikan dorongan ke situs streaming musik berbayar seperti MelOn dan Spotify.

Pandemi Covid-19 membuat akses masyarakat untuk menikmati konten K-Pop lebih mudah dan terbuka.

Tren baru dalam konsumsi budaya K-Pop ini didorong dari krisis kesehatan mental di masa pandemi ini.

Baca Juga: Begini Kekompakan K-popers Indonesia Sampai Sering Ikut Aksi Sosial

Industri hiburan Korea Selatan pun melihat kesempatan ini untuk menjadi produktif dalam memproduksi musik-musik K-Pop dari berbagai musisi bertalenta untuk tetap memberi penghiburan kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini. (*)

Sumber: UNESCO
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru