Dalam artikel mereka Coconut (Cocos nucifera L.: Arecaceae): In health promotion and disease prevention yang diterbitkan di Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, mereka menyebutkan bahwa air kelapa memiliki kandungan asam amino bebas, L-arginine, yang dapat mengurangi radikal bebas, dan mengandung vitamin C yang mengurangi peroksidasi lipid.
Selain itu, air kelapa memiliki efek cardioprotective pada myocardial infarction karena kaya akan ion mineral, terutama potassium.
Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa mineral yang dibutuhkan tubuh di antaranya Kalium, Natrium, Kalsium, Magnesium, Zat Besi, Fosfor dan Sulfur.
Kandungan mineral yang kaya ini membuat air kelapa sering dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional sejak turun temurun.
Jika diteliti lagi, di dalam air kelapa juga terkandung berbagai vitamin. Sebut saja vitamin B, C, asam nikotinat, asam pantotenat, asam folat, biotin, riboflavin, dan sebagainya. Jadi jelaslah bahwa air kelapa mengandung unsur makro dan mikro yang cukup lengkap.
Menurut rilis yang diterima PARAPUAN, DR med. Dr. Maya Surjadjaja, MS, SpGK, FAAMFM, menyebutkan berdasarkan sejumlah penelitian, air kelapa memiliki sifat antiinflamasi yang potensial berguna mencegah keparahan kondisi-kondisi komorbid pada pasien Covid-19.
Baca Juga: Kangen Jalan-Jalan Saat PPKM? Coba Tur Virtual dari 4 Situs Ini!
"Air kelapa muda bermanfaat sebagai antiinflamasi (potent anti-inflammatory) sementara Covid-19 punya sifat yang proinflamasi," tutur Dokter Maya.
Terkait fenomena air kelapa yang dianggap mampu membantu pemulihan pasien Covid-19, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, dokter spesialis gizi klinis RS Pondok Indah kembali menegaskan bahwa hingga kini belum ada bukti ilmiah bahwa air kelapa mampu berfungsi sebagai obat, walaupun mungkin saja bisa meningkatkan imunitas dari kandungannya.
“Jadi jika dia merasa lebih baik, sebenarnya itu sesuatu yang bersifat subjektif dan kita harus melihatnya secara komprehensif, yang pertama kemungkinan memang orang ini sudah menjalankan pengobatan yang dianjurkan.
"Tidak selalu pengobatan itu bersifat spesifik terhadap Covid-19, tetapi mungkin diberikan juga obat-obatan yang sifatnya suportif oleh dokter. Kemudian yang kedua, mereka sudah menjalani diet seimbang yang sifatnya memang mendukung penyembuhan,” jelas dokter Juwalita.