Ini yang membuat mereka lebih memilih untuk menceritakan ke sosial media dengan harapan untuk mendapatkan solusi.
“Aku dan kamu (pasangan) kan sedang bermasalah, enggak bisa ngobrol lancar atau sesuai yang diinginkan. Sehingga dilempar ke sosmed. Jangan-jangan di luar sana ada yang bisa ngasih solusi. Tujuan jangga pendeknya seperti itu,” jelas Firman.
Firman mengatakan jika seseorang mengumbar masalahan di sosial media memang hal yang wajar, tapi akan menjadi hal yang sangat aneh dan tidak wajar ketika hal yang sepele juga di ceritakan dalam sosial media.
Baca Juga: Konsep White and Clear serta Warna Pastel jadi Salah Satu Tren Pernikahan Pandemi
“Kalau cuma soal selera makan yang berbeda, milih perabot rumah tangga yang enggak cocok, orang akan merasa ini memarkan problem atau memang ada masalah tertentu. Mungkin ada anggapan masalah mental dalam orang yang melakukan itu,” imbuh Firman.
Pada tingkat tertentu, menceritakan masalah ke sosial media masih bisa dipahami.
Namun ketika masalah tersebut sudah bersifat sangat pribadi, orang akan merasa jika ada hal ganjil.
Pasalnya ketika hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak perlu diketahui khalayak umum, seperti ada yang tidak wajar dengan kondisi mental orang tersebut. (*)