Namun Vivian memanfaatkan apa yang familier dengan generasinya untuk berkampanye yaitu internet dan media sosial.
Lewat Moxie, kita bisa merefleksikan kembali realita yang ada saat ini yaitu ketidakadilan dan pelecehan seksual kepada perempuan masih ada dan tetap sama, bahkan jika dibandingkan dengan yang terjadi pada generasi sebelumnya.
Dibantu dengan perkembangan teknologi, pergerakan feminisme pada masa kini juga sama lantangnya dengan generasi sebelumnya dan perempuan masih harus bersatu dalam mewujudkan kesetaraan.
Masalah yang ditemukan lewat film ini adalah kita tidak bisa menerapkan feminisme seutuhnya jika kita berjuang sendirian, tanpa melihat kembali privilege atau hak istimewa yang kita punya dan apa yang tidak dimiliki oleh teman-teman perempuan lainnya di luar sana.
Vivian, perempuan berkulit putih dan berkecukupan, berjuang bersama dengan teman-teman perempuan yang berkulit gelap, seorang keturunan Asia, disabilitas, dan tidak memiliki keadaan ekonomi yang baik.
Baca Juga: Jadi Sutradara, Koo Hye Sun Angkat Isu Perempuan di Film Dark Yellow
Secara privilege, Vivian bisa berjuang dengan lantang tanpa harus merasa terancam oleh deportasi, ujaran kebencian atas ras, ketidakadilan karena ras, akses keamanan yang sangat berpihak, serta masalah dengan orang tuanya yang imigran, seperti teman-temannya yang lain.
Ketika Vivian bertindak egois, dia tidak memikirkan dampak yang kemungkinan terjadi terhadap temannya yang tanpa privilege.
Maka, aksi women support women bukanlah hanya berjalan dan melawan ketidakadilan bersama, namun saling memeriksa privilege masing-masing sebagai perempuan untuk membantu, melengkapi, dan mendukung perempuan dengan latar belakang kehidupan yang lain.
Ketika berbicara soal kesetaraan dalam sistem, kita dapat memulainya dengan perwujudan kesetaraan antar perempuan dengan kemampuan yang kita bisa untuk mendukung dan melengkapi perempuan lain.
Dalam film Moxie, sahabat dari Vivian yang bernama Claudia (Lauren Tsai) adalah seorang imigran dari Asia, dan tidak memiliki kesempatan yang sama untuk beraksi dengan lantang karena ancaman deportasi, dikeluarkan dari sekolah, dan perjuangan ras di negaranya.