Namun, Claudia berjuang dengan caranya sendiri yaitu dengan membantu perkumpulan perempuan tersebut untuk menjadi sebuah organisasi resmi di sekolahnya, karena Claudia memiliki privilege sebagai pengurus organisasi siswa di sekolah tersebut.
Aksi Claudia tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki kelebihan dan kekurangan dalam sebuah sistem, perwujudan women support women dapat dilakukan dengan saling menopang dan melengkapi perempuan lainnya.
Ketika kelompok perempuan tertentu tidak dapat memiliki ruang aman untuk berbicara, kita yang memiliki privilege untuk berbicara tanpa ancaman dapat memanfaatkannya untuk membantu mereka yang tidak bisa.
Ketika kelompok perempuan tertentu tidak memiliki akses yang sama untuk pendidikan, pekerjaan, atau bidang lainnya, kita yang memiliki privilege lebih dapat membantu untuk membuka akses tersebut, atau menciptakan akses baru.
Dalam Moxie, kita melihat bahwa sistem yang adil dan setara terwujud ketika semua perempuan di sekolah tersebut memiliki kesempatan dan ruang aman yang sama untuk berbicara.
Baca Juga: Kisah Barbie Dibuat Live Action, Greta Gerwig Resmi Jadi Sutradaranya
Hal tersebut dapat terwujud dengan kesadaran akan privilege, kelebihan, dan kekurangan karakter Vivian dan teman-teman perempuan lainnya, untuk dapat membantu dan menopang para siswa perempuan di sekolah yang memiliki kondisi yang berbeda untuk mendapatkan kesempatan yang sama.
Moxie membuka mata kita mengenai istilah women support women yang sebenarnya dalam sebuah perjuangan melawan ketidakadlian gender.
Pergerakan women support women tidak akan pernah pudar walaupun generasi berganti karena masih ada banyak yang harus diperjuangkan oleh perempuan bersama-sama.
Moxie juga memberikan harapan bahwa generasi muda juga dapat mewarisi dan meneruskan perjuangan perempuan dengan cara yang lebih relevan namun sama kuatnya.
Moxie merupakan film remaja yang dapat kamu tonton di Netflix. Film ini menghadirkan deretan pemeran muda yang beragam, serta pembawaan cerita yang segar. (*)