Hall of Fame Seni Grafiti Pertama di Asia Tenggara Ada di Singapura

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 16 Juli 2021
Tour by Singapore Sidecars
Tour by Singapore Sidecars One Kampong Gelam

Parapuan.co - Singapura jadi salah satu negara tetangga yang kerap menjadi destinasi wisata warga Indonesia.

Selain karena dekat dengan Indonesia, Singapura juga terkenal dengan negaranya indah dan banyaknya tempat wisata yang menarik.

Marina Bay Sands, Gardens By The Bay, hingga Universal Studio mungkin jadi beberapa di antaranya.

Namun, kini jika Kawan Puan ke Singapura, Kawan Puan pasti akan menemukan tempat lain yang bisa dikunjungi yaitu Kampong Gelam.

Kampong Gelam, yang dikenal berkat warna-warni mural di ruang terbukanya, kini menawarkan pengalaman yang baru untuk pengunjungnya lewat kehadiran Hall of Fame seni grafiti pertama di Asia Tenggara.

Seperti rilis yang diterima PARAPUAN, diketahui Hall of Fame di Kampong Gelam ini diluncurkan pada 28 April 2021 dalam skala yang belum pernah ada sebelumnya, 17 seniman yang berdomisili di Singapura menuangkan ekspresi mereka pada tembok setinggi lima meter dengan total bidang sepanjang 230 meter di Bali Lane dan Ophir Road.

Di bawah pimpinan One Kampong Gelam, asosiasi yang mewakili dan mendukung para pemangku kepentingan di kawasan tersebut, Hall of Fame @ Kampong Gelam adalah inisiatif yang turut didukung oleh Singapore Tourism Board, Urban Redevelopment Authority, Land Transport Authority, dan GS Engineering & Construction Corporation.

Baca Juga: Kangen Jalan-Jalan Saat PPKM? Coba Tur Virtual dari 4 Situs Ini!

Kampong Gelam: Kawasan Seni Jalanan Singapura yang Terbaik

Sebagai rumah bagi usaha-usaha tradisional dan landmark seperti Masjid Sultan dan Istana, kawasan Kampong Gelam telah menjadi titik temu seni dan budaya di Singapura.

Kawasan ini telah diresmikan menjadi area konservasi pada tahun 1989 dan dikenal sebagai tempat untuk menyaksikan beragam seni pertunjukkan seperti wayang kulit dan ketoprak di masa lalu.

Selama beberapa dekade, para seniman, musikus dan pengusaha setempat selalu berupaya untuk mempertahankan laju perkembangan alami seni urban yang beragam dan terus tumbuh.

Seni mural dan grafiti telah dapat ditemukan di Kampong Gelam sejak 2010, banyak di antaranya adalah karya komisi insiatif para pemilik usaha.

Kehadiran Hall of Fame seni grafiti pertama di Asia Tenggara ini mengukuhkan posisi Kampong Gelam sebagai kawasan seni jalanan terbaik sekaligus galeri terbuka paling besar di Singapura.

Hall of Fame: Mengubah Kesulitan Menjadi Kesempatan

Terbentang sepanjang 131 meter di Bali Lane dan 107 meter di Ophir Road, Hall of Fame setinggi lima meter ini menawarkan pengalaman seni jalanan yang mumpuni di lingkup regional.

Meski pada awalnya dibangun sebagai penghalang keributan akibat pekerjaan konstruksi, kanvas metal tersebut berevolusi menjadi panggung untuk seniman-seniman mural Singapura dan dunia.

Dengan komitmen untuk menjaga kawasan tetap hidup dan selalu baru, juru bicara One Kampong Gelam sekaligus pemilik Blu Jaz, Aileen Tan menjelaskan, ”Pekerjaan konstruksi yang tengah berlangsung berdampak pada usaha dan area depan toko. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengurangi dampak tersebut serta mengubah tembok penghalang keributan menjadi ruang seni publik.”

“Seniman adalah penerjemah terbaik yang bisa bercerita tentang bagaimana kesulitan dapat diubah menjadi kesempatan. Kami merasa terhormat karena mendapat dukungan
dari Singapore Tourism Board, Urban Redevelopment Authority, Land Transport Authority dan GS Engineering & Construction untuk menjadikannya nyata,” lanjutnya.

Bali Lane_Jaba_The Gathering 2
Bali Lane_Jaba_The Gathering 2 One Kampong Gelam

Baca Juga: Ada Kucing Raksasa di Layar LED Stasiun Shinjuku, Lucu Banget!

Hall of Fame: Merayakan Para Seniman Urban Singapura

Hall of Fame kelas dunia ini memestakan gairah, keberagaman dan kebebasan berekspresi lewat karya-karya berskala besar yang dilukis dalam berbagai gaya khas.

Tujuh belas orang seniman terpilih, dari yang ternama hingga pendatang baru, memulai pengerjaan sekaligus menetapkan
standar kualitas mural tinggi yang harus diikuti.

Seniman jalan tersohor, ANTZ dan Didier ‘Jaba’ Mathieu masing-masing mempersembahkan mural yang berdiri sendiri di Bali Lane sekaligus sebuah karya kolaborasi di Ophir Road dengan Hegira, seniman pelopor yang mewakili Singapura di skena seni internasional pada tahun 2003.

Karya ini adalah kali pertama trio seniman tersebut berkolaborasi bersama, dengan menarik esensi dan pesona dari Kampong Gelam.

Constant Elevation adalah buah imajinasi fiktif mereka, lengkap dengan kucing jalanan yang bersahabat serta rumah-rumah toko beratap merah.

Ophir Road menjadi saksi The Journey, karya kombinasi tentang masa lalu dan masa kini, terinspirasi dari kenangan pribadi lima orang seniman terhadap Kampong Gelam.

Duo seniman Studio Moonchild menggambarkan sesosok anak kecil dengan beragam budaya, sebuah metafora tentang bagaimana tradisi dan kontemporarisasi dapat hidup berdampingan secara unik, sedangkan Dem membayangkan seniman sebagai burung merpati yang selalu ada, tumbuh dan mengembangkan sayapnya dalam perjalanan masing-masing.

KILAS dan Boon Baked turut menciptakan mesin waktu, menyatukan empat karya mural lewat cerita fiksi tentang kawasan Kampong Gelam.

Di Bali Lane, nikmati karya menyejukkan dari AshD dan NOEZ23 yang membayangkan seniman grafiti sebagai pendekar dengan senjata kaleng cat berwarna terang.

Karya ceria dan abstrak dari Has.J mencerminkan para pejalan kaki dan berkisah tentang bagaimana masing-masing dari kita
berjalan dengan cara yang berbeda.

Seniman tato Sei10 mengoles Tamotori Hime (Penyelam Mutiara) yang sarat dengan muatan lingkungan, menjalin cerita rakyat asal Jepang dengan warisan budaya batik setempat guna menceritakan keadaan dunia saat ini.

Kode QR disertakan pada setiap karya mural agar pengunjung bisa mengakses informasi tentang para seniman dan deskripsi karya mereka di microsite Hall of Fame.

Para seniman juga akan bercerita bersama di dalam tiga episode mini-seri Street Art in Kampong Gelam, lengkap dengan pandangan pemangku-pemangku kepentingan serta Manajer Aliwal Arts Centre, Kenneth Chng.

Beragam topik seperti evolusi skena urban di Singapura serta peran seni publik di masyarakat dapat disaksikan saat episode pertama diluncurkan pada hari Rabu, 19 Mei 2021 di microsite www.HOF.visitkamponggelam.com.sg.

Baca Juga: Jadi Syarat Perjalanan, Begini Cara Cek Status Vaksinasi dan Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19

SingapoReimagine: Karya Bersama Melintasi Batas

Turut bersemangat dalam merayakan bakat-bakat regional, Hall of Fame juga menyambut kolaborasi karya lintas budaya pertamanya, antara seniman mural asal Indonesia, Stereoflow dan seniman Singapura, ZERO, secara terpisah.

Sebagai bagian dari kampanye Singapore Tourism Board untuk Indonesia, SingapoReimagine bertujuan untuk memulai perbincangan tentang perjalanan wisata di masa depan lewat narasi holistik lintas batas berjudul ‘Under the Same Sun’.

Gaya khas ZERO akan dipadukan dan ditampilkan sebagai bagian dari Hall of Fame di Bali Lane sementara Stereoflow akan melukis karya khasnya di M Bloc Space, Jakarta.

Re-Experience: Berbagai Acara di Kampong Gelam

Di samping Hall of Fame, pengunjung dapat menikmati berbagai aktifitas dan petualangan urban di lokasi setempat.

Terhubung kembali dengan energi Kampong Gelam lewat tur jalan kaki sendiri yang terkurasi, spray-painting workshop yang dipimpin oleh seniman, serta petualangan di lingkungan sekitar yang menyegarkan. Detail lebih lanjut akan dirilis kemudian. 

(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

3 Tips Manfaatkan Uang Pesangon PHK Jadi Modal untuk Wirausaha