Bagaimana Kondisi Fisik dan Mental Perempuan Setelah Keguguran?

Firdhayanti - Minggu, 18 Juli 2021
Saat keguguran, perempuan akan mengalami perubahan kondisi fisik dan mental.
Saat keguguran, perempuan akan mengalami perubahan kondisi fisik dan mental. iStockphotos

Parapuan.co – Dalam kehamilan, beberapa perempuan bisa mengalami keguguran.

Keguguran pun memengaruhi kondisi yang akan dialami perempuan, baik secara fisik maupun mental.

Melansir Healthline, saat hamil perempuan akan mengalami perubahan fisik dan mental yang diakibatkan karena meningkatnya hormon estrogen dan progresteron.

Baca Juga: Setelah Keguguran, Apakah Perempuan Boleh Langsung Olahraga?

Estrogen dan progesteron adalah hormon yang akan mengalami peningkatan selama kehamilan.

Perempuan akan menghasilkan lebih banyak estrogen saat hamil daripada sepanjang hidupnya saat tidak hamil.

Peningkatan estrogen selama kehamilan memungkinkan rahim dan plasenta untuk meningkatkan vaskularisasi (pembentukan pembuluh darah) serta untuk mendukung perkembangan janin, dan mentransfer nutrisi ke dalam tubuh ibu dan janinnya.

Dari segi fisik, peningkatan hormon esterogen dan progresteron itu akan menimbulkan pembengkakan pada tubuh.

“Kemungkinan masih ada proses pendarahan, mungkin seluruh badannya karena hormon [membuat tubuh] bengkak. Karena mungkin mempengaruhi Rahim, bagian dasar panggul,” kata  dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, SpOG., Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Pondok Indah, Puri Indah, Jakarta Barat saat dihubungi PARAPUAN pada Selasa (6/7/2021).

Selain itu, setelah mengalami kehamilan, perempuan juga akan mengalami relaksasi otot karena melembutnya otot-otot pada beberapa bagian tubuh selama kehamilan.

Hal tersebut membuat kekuatan otot pada perempuan setelah keguguran tidak sempurna.

“Untuk olahraga misalnya high impact langsung lari, langsung sepeda, langsung olahraga weight training pasti jadinya cedera atau tidak kuat karena msih ada perlemahan otot di sana,” kata dr. Yeni. 

Karena itu, otot perut, punggung, dan dasar panggulnya karena tidak dapat melakukan aktivitas berat.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Usai Keguguran, Kapan Aman Berhubungan?

“Apalagi hamil muda baru pertama kali pasti takut olahraga. Berbeda kalau dia udah terbiasa olahraga sebelum hamil,” katanya. 

Untuk itu, perlu bagi perempuan yang pernah mengalami kehamilan agar memenuhi  tahap-tahap penguataan otot, seperti penguatan otot perut,otot punggung, serta otot panggul.

“Kalau sekadar exercise ringan yang kemungkinan bisa dilakukan boleh aja, tidak ada masalah,” lanjut dr. Yeni. 

Karena lemahnya tubuh perempuan pasca keguguran, ia menganjurkan agar aktivitas fisik yang berat dilakukan setelah 6 minggu.

“Tapi memang nanti pascamelahirkan dia butuh waktu membiarkan dirinya untuk beristirahat dulu. Kemudian setelah 6 minggu baru kita kembali sesuai dengan tahapannya,” jelasnya. 

Kondisi Mental yang Tidak Seimbang

Tak hanya dari segi fisik, perubahan mental pun akan dialami oleh perempuan yang mengalami keguguran.

Dalam American Pregnancy, selama hamil, akan terjadi perubahan suasana hati karena peningkatan hormone estrogen dan progresteron.

Perubahan tersebut memengaruhi neurotransmitter, senyawa di dalam otak yang mengatur suasana hati.

Baca Juga: Bantu Pulihkan Mentalnya, Ini Cara Mendukung Perempuan Usai Keguguran

Adapun faktor lain seperti tekanan psikis, kelelahan, atau perubahan metabolism juga mempengaruhi kondisi mental perempuan yang pernah mengalami kehamilan.

Naik turunnya hormon tersebut kadang membuat perempuan tak selalu bisa menguasainya, terlebih kesedihan yang dialami pasca keguguran.

Saat mengalami kesedihan, Yeni mengatakan perlu ada proses penerimaan yang dialami oleh perempuan.

“Setelah 2 minggu kalau masih terjadi kesedihan kemungkinan besar diperlukan adanya psikolog untuk membenarkan dirinya secara mental,” jelas Yeni.

Akan tetapi, menurut Yeni apabila selama 2 minggu tersebut sudah melewati masa kesedihannya, perempuan itu sudah dapat beraktivitas dengan normal.

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi., M.Psi., kondisi mental perempuan selepas keguguran dipengaruhi oleh dua hal, yakni ekspektasi dari dalam dirinya dan ekspkektasi lingkungannya. 

"Ekspektasi dari diri sendiri itu misalnya kita nanti akan menimang bayi, dimanja pasangan, atau disayang mertua karena ini keturunan bagi mereka," kata Anna saat dihubungi PARAPUAN pada Jumat (18/6/2021). 

Selain itu, menurut Anna, adapun ekspektasi dari luar disebabkan oleh persepsi kita terhadap orang lain. 

"Contohnya 'Saya meyakini bahwa mertua saya sangat-sangat menginginkan anak dalam kandungan saya ini. Itu pasti akan membuat tekanan dalam diri kita menjadi lebih besar," papar Psikolog Anak dan Keluarga di PacHealth, Plaza Indonesia ini.

Baca Juga: 5 Tahap Kesedihan yang Dialami Perempuan Selepas Keguguran, Ini Kata Psikolog

Saat keguguran, kedua ekspektasi ini akan runtuh dan berpengaruh pada kondisi mental perempuan. 

Selain itu, Anna juga mengatakan bahwa perempuan akan melewati 5 tahap kesedihan pasca keguguran. 

Diurutkan dari tahapan paling awal, lima tahap tersebut yakni penyangkalan (denial), marah (anger), menawar (bargain), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance). 

Akan tetapi, tak semua perempuan dapat mencapai semua tahapan tersebut. 

"Karena banyak yang tidak terima, tetap marah, tetap nggak mau melihat kenyataan, gitu ya. Jadi banyak yang akhirnya (kembali) ke tahap-tahap itu tadi," jelas Anna.

Oleh karena itu, dibutuhkan waktu dan kondisi di mana perempuan bisa berdamai dengan apa yang dialaminya di masa lalu. 

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja