"Gue pernah punya temen deket, dan bokapnya temen gue ini bilang gini 'Ini temen kamu gendut banget, cowok mana yang suka sama dia?'" ceritanya yang mengaku sakit hati ketika mendengar hal tersebut.
Tak tanggung-tanggung, orang tua temannya tersebut mengatakan hal itu hingga tiga kali.
Dari hal itu, Ollen menangis dan ingin kurus dengan melakukan diet. Namun, ia merasa bahwa diet untuk orang lain merupakan hal yang tidak penting.
Kalaupun mau diet pastikan bukan karena orang lain. Karena setiap orang memiliki usahanya masing-masing.
Lebih lanjut lagi, ada alasan mengapa seseorang itu memiliki ukuran tubuh plus size yang bisa dari alasan medis, atau karena mental.
Baca Juga: Tips Fashion Plus Size ala Ucita Pohan dan Kania Dachlan: Kuncinya Percaya Diri
Di satu sisi, Ollen cukup beruntung karena punya kesempatan untuk tinggal dan sekolah di luar negeri yang membantunya untuk bisa membangun kepercayaan diri.
"Karena aku ada kesempatan untuk tinggal di luar negeri selama lima tahun. Dari situ percaya diri aku mulai tumbuh. Dan ketemu orang banyak ngobrol soal kehidupan," ujar Ollen tentang pengalamannya.
"Orang itu bilang meskipun punya badan besar yang penting tetap percaya pada diri sendiri. Dan banyak orang di sana yang menerima aku," tambah perempuan lulusan London College of Fashion ini.
Hal itu membuatnya berpikir bahwa kendatipun ia melakukan diet harus dilakukan untuk diri sendiri bukan untuk orang lain.
Terlebih lagi, ia menyadari untuk mencoba mendorong diri perlahan-lahan untuk tidak selalu merasa insecure.
Walaupun sebagai manusia, insecure kerap menghampiri, namun jangan sampai berlarut.
"Cintai diri lo, dan enggak harus bilang diri lo jelek. Your body listening, tubuh bisa mendengarkan itu," kata Ollen mengingatkan.
"Jadi, untuk percaya diri sampe sekarang itu seperti journey yang engga mudah, tiba-tiba langsung percaya diri," paparnya.