Sebab, mereka yang kontak erat ini merupakan orang yang memiliki risiko tertular, hanya saja mungkin belum terdeteksi.
Selaku dokter spesialis penyakit dalam, dr. Adaninggar menegaskan lagi bahwa yang tidak boleh menerima vaksin itu syaratnya bukan yang sedang sakit atau orang yang kontak erat dengan yang positif.
Namun demikian, ia mengungkap bahwa terkadang masyarakat Indonesia banyak yang kontak erat lalu tetap menerima vaksin.
Baca Juga: Aturan PCR Ulang Bagi Pasien Isolasi Mandiri, Perlukah Tes Lagi?
Hingga akhirnya, saat tida-tiba positif, yang disalahkan vaksinnya.
"Padahal kan kontak erat ini orang ini masih dalam masa tertular tapi masih belum terdeteksi. Jadi seringnya begitu, jadi sebetulnya kalau sedang sakit apapun, enggak enak badan apapun sebenarnya tunda saja vaksinnya," tutup dr. Adaninggar.
(*)