4. Kurangi Pelukan
Ini mungkin kedengarannya sangat tidak realistis, tetapi cobalah untuk membuat jarak antara dirimu dan anakmu jika bisa.
Untungnya, menurut penelitian dari The Children's Hospital of Philadelphia, kamu tidak perlu mengkarantina diri sendiri, karena virus tidak dapat menyebar lebih dari tiga kaki.
Coba gunakan cara lepas tangan untuk menenangkan anak.
Coba buat isyarat tangan yang berarti "peluk", embuskan ciuman, atau cukup ucapkan "Aku mencintaimu" lebih sering.
"Jika kamu tidak bisa menahan diri untuk tidak memberinya ciuman, kamu bisa menciumnya di bagian dahi atau bagian atas kepalanya daripada mulutnya," kata Philip M. Tierno Jr., PhD, direktur mikrobiologi klinis dan imunologi di NYU Langone Medical Center.
Baca Juga: Ini Perbedaan Daging Kambing dan Domba, Mana yang Lebih Bernutrisi?
5. Buat Aturan Dilarang Berbagi
Mengajari anak untuk bermurah hati memang baik, tetapi ketika dia sakit pilek atau flu, keegoisan adalah nilai tambah.
"Virus dan bakteri dapat bertahan dari satu jam hingga beberapa hari di permukaan yang lembap, jadi jangan biarkan anak-anak berbagi mainan, handuk, atau bahkan pasta gigi jika salah satu dari mereka sakit," kata Dr. Rotbart.
6. Tunda Mencuci Mainan Anak
Bahkan jika mereka tersebar di seluruh rumah, biarkan saja.
Ini akan mengurangi risiko sakit jika kamu menunggu untuk menangani mainan yang kuman anak saat dia sehat.
Karena, ketika mereka sakit, mainan juga akan terinfeksi atau terpapar kuman dan virus kembali.
Sehingga biarkan dulu mainnya, dan langsung cuci ketika mereka sudah sembuh.
"Bersihkan dengan peroksida atau cuka putih, cuci dengan sabun dan air panas, lalu bilas dengan peroksida atau cuka.
"Kedengarannya seperti banyak pekerjaan, tapi itu cara terbaik untuk mencegah penyebaran kuman," terang Dr. Tierno.
(*)