Maka itu, Lucy merasa bahwa mereka yang justru menjadikan astrologi sebagai alasan menghakimi orang lain adalah orang-orang yang tidak sepenuhnya memahami astrologi.
Selain itu, Lucy juga mengaku bahwa dia pernah mempunyai savior complex, yaitu kondisi di mana dia hanya merasa berguna dan mencintai dirinya saat dia berhasil membantu orang lain.
Mempelajari astrologi dan tarot ternyata membantunya untuk sembuh dan melepaskan diri dari savior complex tersebut.
"Memahami tarot dan astrologi membantuku untuk mengerti bahwa ada beberapa hal yang memang tidak bisa dibantu, hal-hal yang sudah default sedari kita lahir.
"Aku lebih bisa memahami itu semua dari diriku sendiri, aku punya sisi buruk dan perilaku negatif, tapi aku juga ada sisi baik dan bisa bertumbuh jadi pribadi yang lebih baik jika aku tahu alasan perilaku burukku.
"Tanpa astrologi dan tarot, aku nggak pernah tahu alasannya, dan aku nggak pernah bisa berubah menjadi lebih baik," cerita Lucy.
Baca Juga: Utamakan Fakta dan Logika, 3 Zodiak Ini Punya Opini yang Kuat dan Pola Pikir Kritis
Merasakan dampak positif dari astrologi dan tarot tidak menjadikan Lucy orang yang sinis dengan mereka yang merasa dua medium tersebut adalah kepercayaan yang sia-sia.
"Wajar karena gaya hidup kita yang kebanyakan efek dari kapitalisme, hampir tidak memungkinkan kita untuk memiliki koneksi spiritualitas karena dianggap tidak bermanfaat," jelas Lucy.
Menurut Lucy, memahami spiritualitas lewat tarot dan astrologi mengajarkan bahwa kita semua adalah makhluk yang sama dan hidup dalam momen ini saja.
"Arti spiritualitas adalah terhubung dengan diri sendiri, di luar semua harapan yang dibesarkan oleh lingkungan serta ekspektasi, dan menjadi diri sejati kita masing-masing," tutup Lucy. (*)