Kisah Pasien Ditolak Rumah Sakit, Kelimpungan hingga Ditangani di Parkiran

Linda Fitria - Minggu, 25 Juli 2021
Ilustrasi penuhnya rumah sakit di daerah-daerah
Ilustrasi penuhnya rumah sakit di daerah-daerah

Parapuan.co - Kenaikan kasus Covid-19 Indonesia dalam sebulan terakhir membuat ketersediaan ruang di rumah sakit (RS) kian habis.

IGD rumah sakit pun setiap harinya dipenuhi orang-orang yang mengantre untuk mendapatkan ruang.

Fakta ini tentu memprihatinkan, mengingat banyak pasien kelimpungan mencari bantuan agar bisa sembuh akhirnya meninggal dunia di rumah.

Penuhnya rumah sakit membuat pihak tenaga kesehatan (nakes) harus memilih mana saja pasien yang bisa masuk.

Baca Juga: Hari Anak Nasional: Lebih dari 350 Ribu Anak Terpapar , Kenali Gejala Covid-19 pada Anak

Padahal jumlah pasien yang harus ditangani faktanya melebihi kapasitas yang dimiliki rumah sakit.

Akhirnya banyak pasien ditolak hingga tak tahu lagi harus ke mana.

Hal serupa dialami oleh Ratu Budi, seorang jurnalis yang harus berjuang mencarikan rumah sakit untuk sang ayah.

Saat dihubungi, Kamis (22/7/2021), Ratu membagikan pengalamannya ditolak banyak rumah sakit.

Baca Juga: Berikut Ini Panduan Penanganan Pasien Covid-19 Berdasarkan Tingkat Gejalanya

Ratu menceritakan kondisi sang ayah saat itu sudah drop karena saturasi oksigen hanya di angka 75 persen.

"Pertama ke Moewardi (RS di Kota Surakarta), sampai di sana kagetnya bukan main. Sumpah itu rumah sakit isinya orang semuaaa. Sampai ke pelataran-pelataran," tutur Ratu.

Sayangnya ketersediaan bed di rumah sakit pertama tidak diimbangi dengan ketersediaan oksigen.

Akhirnya Ratu pun memutuskan untuk ke rumah sakit lain hingga mengunjungi 2 tempat dan hasilnya nihil.

"Setelah ditolak lagi, masih belum nyerah, kami ke RS DKT, tapi lagi-lagi ditolak. Alasannya masih sama. Ruangannya penuh dan sudah banyak yang antre. Harapanku buat dapetin RS malam itu mulai menipis," imbuhnya.

Ratu Budi, jurnalis yang berjuang mencarikan rumah sakit untuk ayahnya yang Positif Covid-19
Ratu Budi, jurnalis yang berjuang mencarikan rumah sakit untuk ayahnya yang Positif Covid-19 Dok. Pribadi Ratu Budi

Sampai setelah keliling ke enam rumah sakit, Ratu akhirnya memutuskan membawa pulang sang ayah dan merawatnya di rumah hingga esok hari.

Beruntung, pagi hari ada rumah sakit kosong di daerah Sukoharjo dan akhirnya ayah Ratu pun bisa ditangani dengan cepat.

Baca Juga: Positif Covid-19 Tapi Belum Terdeteksi dan Menerima Vaksin, Apa Dampaknya?

Cerita ditolak rumah sakit tak hanya dialami Ratu, namun juga Aristy Yulanda, seorang ASN di Kabupaten Pati.

Aristy yang saat itu sedang menjalani isolasi mandiri merasa keadaannya makin memburuk karena saturasi oksigen hanya di angka 80 persen.

"Makin susah napas aku. Saturasiku juga makin turun. Sampai akhirnya hari ketiga aku nahan sakit sesek saturasi udah tinggal 80%, akhirnya aku memutuskan butuh dibawa ke rumah sakit," tuturnya, saat dihubungi PARAPUAN, Jumat (23/7/2021).

Aristy yang saat itu adalah perantau akhirnya menghubungi ambulans agar bisa dibawa ke rumah sakit.

Kondisi sama saja, semua rumah sakit di Pati pada pertengahan Juni lalu penuh.

Aristy menceritakan dirinya ditolak di beberapa rumah sakit karena tak ada ruang tersedia.

"Aku ditolak IGD di mana-mana, RS di mana-mana udah penuh. Bahkan aku sempet ditidurin di jalanan turun dari ambulans gara-gara nggak ada IGD yang kosong,"

"Sampai akhirnya, alhamdulillah banget masnya ambulans ditelpon salah satu dokter di Pati mengabari kalo ada RS yg masih bisa menampung. Ya Allah Alhamdulillah banget, nggak ngerti lagi kalau misal malem itu aku tetep nggak dapet pertolongan di RS karena udah full di mana-mana," imbuh perempuan asal Ambarawa itu.

Aristy Yulanda, ASN yang berjuang mencari rumah sakit di Kabupaten Pati
Aristy Yulanda, ASN yang berjuang mencari rumah sakit di Kabupaten Pati Dok. Pribadi Artisty Yulanda

Aristy yang saat itu hanya sendiri hanya pasrah saat dirinya harus ditangani di parkiran karena tempat yang penuh.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Pada Anak Meningkat, Dokter Sarankan Ini untuk Optimalakan Daya Tahan Tubuh Si Kecil Saat Pandemi

"Dibuatkan darurat di parkiran. Aku diselang, dipompa, dites dan lain-lain di parkiran," pungkasnya.

Cerita Ratu dan Aristy ini mungkin hanya secuil dari banyaknya kisah pasien yang kesulitan mencari rumah sakit.

Karena itu Kawan Puan, di masa yang serba sulit ini, yuk saling membantu dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.

Sebab hanya itu hal paling mudah yang bisa kita lakukan untuk bisa memutus mata rantai penularan ini dan membuat rumah sakit tak lagi penuh karena banyaknya tambahan pasien. (*)

 

Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Serba-serbi Demam Babi Afrika yang Sedang Ramai, Ketahui Penyebab dan Penularannya