Parapuan.co - Olahraga adalah milik semua, namun tidak selalu hal tersebut jadi nyata.
Contohnya bisa kita lihat dari film dokumenter singkat di Netflix berdurasi 19 menit berjudul Little Miss Sumo yang memotret perjuangan Hiyori Kon, pesumo amatir dari Jepang.
Hiyori Kon menghadapi tantangan berat ketika dirinya ingin menekuni bidang olahraga sumo di Jepang.
Sejak kelas 1 hingga 3 sekolah dasar, Hiyori tidak pernah kalah dalam bermain sumo, ia bahkan mampu mengalahkan lawan laki-laki.
Hiyori juga sudah banyak menerima penghargaan atas pencapaian dan kemenangannya.
Baca Juga: Inspiratif! 4 Rekomendasi Film di Netflix tentang Keberanian Anak dalam Menggapai Mimpi
Namun sayang, olahraga masih kerap terbentur oleh budaya patriarki, ada salah satu gender yang dikesampingkan.
Di Jepang, sumo adalah olahraga maskulin. Perempuan tidak boleh coba-coba.
Olahraga ini diatur oleh ritual Shinto. Perempuan, yang dianggap tidak murni, dilarang memasuki lingkaran suci (arena pertandingan sumo).
Maka apabila perempuan tetap mau main sumo, kebanyakan akan berhenti setelah keluar dari sekolah dasar, atau ketika usianya mencapai angka tertentu.
Pilihan lain, perempuan yang ingin mencoba menjadi pesumo hanya bisa bertarung di level amatir, itu pun mereka masih banyak mendapat diskriminasi.