Jepang percaya bahwa titik puncak perempuan itu adalah saat berusia 20 tahun.
Maka ketika pesumo perempuan mencapai umur tersebut, ia biasanya kerap 'dipaksa berhenti' karena usianya sudah lewat dari masa kejayaannya.
Padahal di Jepang ada pesumo laki-laki profesional yang usianya di atas 30 tahun.
"Laki-laki dapat bercita-cita menjadi pesumo profesional. Mereka memiliki masa depan dalam dunia sumo," ucap Hiyori Kon dalam film dokumenter tentang dirinya, Little Miss Sumo.
"Perempuan biasanya keluar dari dunia sumo setelah sekolah dasar. Tidak banyak pesumo yang dapat dijadikan panutan oleh pesumo perempuan," lanjutnya.
Baca Juga: Film Keluarga Cemara: Mimpi dan Harapan Anak Menjadi Kekuatan bagi Orang Tua
Film Little Miss Sumo adalah sebuah dokumenter singkat perjalanan sekaligus perjuangan Hiyori Kon dalam menekuni olahraga sumo.
Film ini dibuat oleh sutradara Inggris, Matt Kay, pada tahun 2018 untuk melihat perjuangan Hiyori Kon dalam menjadi pesumo perempuan terkuat di dunia, sekaligus mematahkan budaya patriarki yang membatasi perempuan untuk jadi pesumo.
Dikutip dari Japan Forward, Matt Kay terinspirasi membuat film ini karena pada April 2018, sumo menjadi berita utama dunia ketika seorang politisi pingsan di dohyo saat memberikan pidato.
Saat seorang perawat perempuan bergegas untuk membantunya, dia diberi tahu oleh wasit untuk mundur karena secara tradisional perempuan tidak diperbolehkan di atas ring.
Insiden tersebut sontak membawa debat panjang dan masalah baru ke publik.