Parapuan.co - Kawan Puan, sosok Sarah Gamal adalah perempuan keturunan Arab-Afrika pertama yang akan memimpin pertandingan bola basket tiga lawan tiga atlet perempuan di Olimpiade Tokyo 2020.
Melansir dari situs Olympics, Sarah Gamal merasa sangat bahagia atas pencapaiannya ini dan merasa kerja keras yang ia lakukan selama ini akhirnya bisa membuahkan hasil dengan menjadi wasit perempuan di Olimpiade Tokyo 2020.
“Keluarga saya masih berseri-seri dengan berita pemilihan saya (wasit perempuan di Olimpiade Tokyo 2020). Ini adalah hadiah besar untuk semua keringat dan air mata yang harus saya lalui dalam beberapa tahun terakhir," ungkap Sarah Gamal.
Menjadi wasit perempuan berdarah Arab Afrika pertama di Olimpiade Tokyo 2020, Sarah Gamal mengaku cukup percaya diri dan berharap langkahnya ini menjadi jalan pembuka untuk wasit perempuan Arab-Afrika lainnya.
Baca Juga: Kisah Sukses Kathleen Gondoutomo Memberdayakan Perempuan Lewat H! Cups
“Menjadi wasit perempuan Arab Afrika pertama yang memimpin pertandingan tiga lawaN tiga di Olimpiade adalah hal yang positif," jelas Sarah.
"Saya tidak merasakan adanya tekanan, saya yakin langkah saya ini akan membuka jalan bagi wasit perempuan Arab dan Afrika lainnya,” yakinnya.
Selain menarik perhatian karena menjadi wasit perempuan keturunan Arab-Afrika pertama dalam Olimpiade, sosok Sarah sebenarnya lebih menarik perhatian publik sebagai wasit olahraga basket berhijab pertama di Olimpiade Tokyo 2020, Kawan Puan.
Sarah mengaku, selama perjalan kariernya, ia belum pernah mendengar komentar negatif sebagai wasit berhijab, ia juga tidak merasa terganggu dengan mengenakan hijab saat bertugas.
“Dari awal perjalanan saya sebagai wasit, saya belum pernah mendengar satu komentar negatif atau menghadapi hambatan, sebagai perempuan bercadar. Jilbab bagi saya normal dan tidak menimbulkan masalah,” katanya.
"Jilbab tidak mempengaruhi perfoma wasit saya di turnamen apapun sejauh ini dan untuk membuktikannya saya siap untuk menghadapi Olimpiade Tokyo," ucap Sarah antusias.
Baca Juga: Delsy Gouw, Perajut yang Karyanya Dipakai Kylie Jenner dan Rihanna
Kawan Puan, jika kita tarik kebelakang, Sarah ternyata sudah menyukai dunia basket sejak masih sangat belia, yakni saat usianya masih lima tahun.
Di usia 16 tahun, ketertarikannya terhadap dunia basket semakin berkembang, ia ingin belajar lebih jauh lagi mengenali cabang olahraga ini.
Pada 2017, perempuan lulusan teknik sipil ini berhasil memimpin pertandingan African Women’s Championship di Angola.
Pada tahun 2018, ia kembali diamanahi sebagai wasit untuk Women’s Under-17 World Cup di Belarus.
Kawan Puan, pertandingan bola basket tiga lawan tiga yang akan dipimpin oleh Sarah adalah disiplin olahraga baru pada cabang olahraga basket.
Pertandingan basket tiga lawan tiga ini baru akan memulai debutnya di Olimpiade 2020 tahun ini.
Melansir dari situs BBC, pertandingan basket tiga lawan tiga awalnya adalah permainan yang sering dilakukan oleh orang-orang secara informal di jalanan yang sering dikenal dengan sebutan Streetball, Blacktop atau Playground Ball.
Dalam pertandingan ini, pemain setiap tim berjumlah 3 orang dengan satu pemain pengganti.
Berbeda dengan pertandingan bola basket pada umumnya, pertandngan ini hanya menggunakan setengah lapangan, Kawan Puan.
Baca Juga: Mengenal Hidilyn Diaz, Atlet Angkat Besi Pertama yang Raih Medali Emas untuk Filipina
Pertandingan akan berdurasi selama sepuluh menit, tim pertama yang mencapai total 21 poin adalah pemenangnya.
Namun, jika sampai akhir pertandingan tidak ada satu pun tim yang berhasil meraih total 21 poin, maka tim dengan perolehan poin terbanyaklah yang menang.
Pada Olimpiade Tokyo ini, Sarah akan menjadi wasit pertandingan 'tiga lawan tiga' dari tanggal 23 Juli sampai 8 Agustus 2021.
Kawan Puan, kita doakan semoga tugas Sarah di Olimpiade Tokyo 2020 dapat berjalan dengan lancar ya.
Kita Doakan juga para atlet perempuan di Olimpiade Tokyo 2020 lainnya agar dapat sukses.(*)