Perjuangan Hiyori Kon, Pesumo Amatir Perempuan Asal Jepang di Film Dokumenter Little Miss Sumo

Rizka Rachmania - Rabu, 28 Juli 2021
Poster film Little Miss Sumo (2018) kisah Hiyori Kon dalam menjadi pesumo perempuan asal Jepang.
Poster film Little Miss Sumo (2018) kisah Hiyori Kon dalam menjadi pesumo perempuan asal Jepang. Netflix.com

Namun ketika seorang perawat perempuan bergegas untuk membantunya, perawat itu diberi tahu oleh wasit untuk mundur karena secara tradisional perempuan tidak diperbolehkan di atas ring.

Sontak insiden tersebut menciptakan debat panjang dan masalah baru ke publik.

Baca Juga: Butuh Tontonan Agar Tidak Jenuh di Rumah? Simak Rekomendasi 3 Film Pendek YouTube Ini

Pasca insiden itu, salah satu Walikota Takarazuka, Tomoko Nagawa juga mengatakan bahwa dirinya tidak diizinkan berpidato di dohyo karena ia adalah seorang perempuan.

Tomoko Nagawa lantas mempertanyakan apakah jika Jepang memiliki seorang perdana menteri perempuan, apakah ia juga akan dilarang memasuki ring.

Dari rentetan kejadian itu, Matt Kay membuat film dokumenter Little Miss Sumo yang memotret bagaimana sumo di Jepang serta perjuangan Hiyori Kon dalam menekuni olahraga sumo.

Hiyori Kon adalah sosok tepat untuk dijadikan bintang utama dalam film dokumenter yang memotret bagaimana budaya patriarki masih menahan perempuan untuk menekuni suatu bidang olahraga.

Hiyori sang pesumo perempuan tidak mau menyerah dan tetap bertanding di level sumo amatir yang memperbolehkan perempuan ikut serta.

Cita-citanya adalah menghapuskan diskriminasi di olahraga yang ia cintai tersebut.

Hiyori Kon adalah salah satu pesumo amatir top di Jepang yang pernah masuk ke dalam daftar 100 perempuan paling menginspirasi dan berpengaruh versi BBC tahun 2019.

Dirinya juga masuk Forbes 30 Under 30 kategori Entertainment & Sports tahun 2020.

Menarik mengulik kisah Hiyori Kon melawan seksisme terhadap perempuan yang bertanding di olahraga kuno Jepang, sumo.

Baca Juga: Berawal dari Keresahannya Sendiri, Koo Hye Sun Bikin Film Soal Isu Perempuan

(*)

Sumber: Forbes,BBC,Netflix,Japan Forward
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania