Parapuan.co - Memiliki anak yang sehat merupakan harapan kita sebagai orang tua.
Akan tetapi, pasti ada saja tantangan untuk mengajak anak berolahraga.
Oleh sebab itu, kamu perlu melakukan trik-trik tertentu agar anak mau rutin bergerak nih Kawan Puan.
Mengetahui hal tersebut, sports nutritionist dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, membagikan tips bagi Kawan Puan.
Baca Juga: Banyak Atlet Remaja di Cabor Skateboard Olimpiade Tokyo 2020, Ini Manfaatnya untuk Anak
Menurut dr. Rita, membuat anak untuk mau berolahraga itu mudah, yakni praktikkan teori perilaku.
Apa saja teori perilaku itu?
1. Anak harus tahu mengapa dia harus bergerak
"Satu, anak mesti tahu dulu kenapa dia harus bergerak," ucapnya pada acara peluncuran platform Edukasi Olahraga Online MILO ACTIV Academy, Rabu (28/07/2021).
Selaku ahli gizi, dr. Rita menyampaikan bahwa anak harus diberi tahu tentang betapa pentingnya olahraga untuk dia.
"Jelaskan pada dia (anak) yang terjadi pada pertumbuhan ke depannya, dia kan masuk remaja, usia seperti apa itu harus dijelaskan dulu," jelasnya.
Kuncinya yakni, anak harus tahu alasan yang kuat mengapa dia harus melakukan olahraga.
2. Berikan enabling factor
"Enabling factor itu apa? Berikan dia fasilitas untuk melakukan itu, siapkan ruang, benahi ruangan yang agak kosong di ruang keluarga," ucapnya.
Di mana di ruangan tersebut, anak pun bisa berolahraga, seperti aerobik.
Selain itu, Kawan Puan juga bisa memberikan anak bola untuk dilempar dan ditendang.
Tak sampai situ saja, dr. Rita menyampaikan juga bahwa orang tua perlu membuat kesepakatan dengan anak mengenai jam berapa ia akan berlatih.
"Ini tinggal menunggu waktu saja, ketika anak sudah rutin, enggak perlu suruh lagi. Sebab, ada kebutuhan dari tubuhnya sendiri untuk dia melakukan olahraga tadi," jelasnya.
Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga bagi Anak, Salah Satunya Tingkatkan Kesejahteraan Emosional
3. Cari tahu olahraga yang disenangi anak
"Cari tahu anak senangnya gerakan yang mana, senangnya olahraga yang mana," papar dr. Rita.
Tak lupa juga memberi contoh anak tentang gerakan olahraga yang disukai.
Ajarkan anak sampai dia bisa konsisten berolahraga, hingga anak merasa aktivitas fisik merupakan kebutuhan untuk tubuhnya sendiri.
"Jadi kata kuncinya apa? Orang tua harus turun tangan, namanya juga perilaku, ngasih contoh," jelasnya.
Dr. Rita pun mengingatkan orang tua untuk selalu mendampingi anak, jangan hanya duduk tenang dan melihat si kecil beraktivitas sendiri.
Dalam pemaparannya, dr. Rita menyampaikan bahwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan anak untuk berolahraga selama 60 menit per hari.
"Nah tapi 60 menit itu nanti kita bagi lagi menjadi ada unsur aerobiknya ada unsur untuk kekuatan tulang dan ada unsur untuk kekuatan otak," ucapnya.
Adapun bentuk olahraga yang pas bagi anak, misalnya untuk aerobik anak bisa senam, jogging, jalan di tempat, atau pun lari di tempat.
"Nah untuk kekuatan tulang dan ototnya, melempar bola, menendang, lompat itu masuk ke kekuatan tulang mereka," tutupnya. (*)