Parapuan.co - Banyak perubahan terjadi setelah seseorang terinfeksi Covid-19.
Mulai dari mudah lelah, mudah sesak napas, hingga mengalami yang dinamakan parosmia.
Bagi yang belum tahu, parosmia ini adalah gangguan penciuman yang belakangan banyak dilaporkan para penyintas Covid-19.
Lantas apa itu parosmia?
Melansir WebMD, parosmia adalah gangguan yang muncul saat seseorang tiba-tiba mencium bau tertentu.
Biasanya, mereka mencium sesuatu yang tidak enak, padahal sebetulnya bau itu tidak ada.
Baca Juga: Berapa Lama Seorang Penderita Covid-19 Kehilangan Penciumannya?
Bau yang sering muncul seperti bau terbakar, atau bau makanan busuk yang muncul entah dari mana.
Parosmia terjadi karena sel reseptor bau di hidung yang disebut neuron sensorik tidak mendeteksi bau atau salah menerjemahkannya ke otak.
Apa penyebab parosmia?
Parosmia sendiri bisa terjadi karena beberapa faktor, namun umumnya disebabkan karena infeksi virus.
Selain itu, ada beberapa faktor lain seperti:
- Infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek
- Cedera kepala
- Infeksi sinus
- Racun dan obat-obatan tertentu
- Kejang di bagian otak yang disebut lobus temporal
- Tumor otak
- COVID-19
- Mulut kering terus-menerus
Baca Juga: Alami Anosmia saat Terinfeksi Covid-19? Sembuhkan dengan 5 Cara Alami
Hubungan Covid-19 dan Parosmia
Salah satu gejala khas Covid-19 adalah kehilangan penciuman dan perasa.
Hal ini terkait dengan penyebab parosmia pada para penyintas setelah dinyatakan sembuh.
Masih dari WebMD, dalam sebuah studi disebutkan setengah dari orang yang ikut penelitian melaporkan kasus parosmia 2,5 bulan setelah terinfeksi bahkan ada juga yang sampai 6 bulan.
Studi internasional lain menemukan 7% orang melaporkan indra penciumannya terdistorsi setelah infeksi Covid-19.
Meski begitu, para ahli masih akan meneliti lebih jauh terkait hubungan Covid-19 dengan gejala parosmia ini. (*)