Namun belakangan, para atlet perempuan tak lantas diam dengan tekanan-tekanan aturan yang bias gender.
“Ini membuka jalan bagi lebih banyak olahragawan perempuan untuk menentang aturan berpakaian yang didasarkan pada ide-ide kuno tentang seperti apa seharusnya perempuan, melalui mata laki-laki,” tulisnya dalam The Conversation.
Hal ini dibuktikan oleh apa yang dilakukan oleh pesenam perempuan asal Jerman yang memilih untuk mengenakan setelan seluruh tubuh atau unitard daripada triko standar selama babak kualifikasi.
Hal ini mereka lakukan sebagai sikap melawan seksualisasi dalam olahraga terhadap atlet perempuan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa setiap perempuan, semua orang, harus memutuskan apa yang akan dikenakan,” kata Elisabeth Seitz, salah salah pesenam Jerman tersebut.
Apa yang dilakukan oleh mereka pun menjadi penanda sudah saatnya kita harus fokus pada kemampuan berolahraga alih-alih pakaian yang justru menjadikan para atlet perempuan sebagai objek seksual.(*)
Baca Juga: Raih Emas, Tim Estafet Renang Perempuan Tiongkok Pecahkan Rekor di Olimpiade Tokyo 2020