Perlahan-lahan air mata Tonya turun, melunturkan warna merah yang ada di pipinya, dan Tonya pun mengelap air matanya.
Tonya mencoba untuk tersenyum biasa, namun air mata tetap turun. Saat ia berusaha untuk tersenyum dengan menunjukkan gigi, tangisnya semakin tidak tertahankan.
Adegan yang sangat puitis tersebut menunjukkan bahwa kondisi mental Tonya tidak baik-baik saja.
Akting emosional Margot Robbie pun mendukung penggambaran kondisi Tonya yang menderita.
Walau begitu, Tonya tidak pernah mengenal kata istirahat karena tekanan dan doktrin untuk selalu menang yang tertanam sejak kecil.
Di lapangan es, Tonya mengalami serangan panik yang membuatnya hampir didiskualifikasi.
Sayangnya, penonton dan pihak Olimpiade saat itu juga masih belum mementingkan kesehatan mental atletnya.
Akibatnya, Tonya tetap didorong untuk melanjutkan kompetisi dan akhirnya gagal melakukan trik yang menjadi kebangaannya karena tubuhnya tidak stabil.
Baca Juga: Film Keluarga Cemara: Mimpi dan Harapan Anak Menjadi Kekuatan bagi Orang Tua
Kondisi kesehatan mental Tonya dan depresi yang diidap membuatnya menjadi seorang atlet yang cukup keras dan berperilaku semaunya.
Hal tersebut membuat Tonya semakin kehilangan cinta dari para penggemar dan juga pendukungnya.