Bahkan, Ice Skating Association di Amerika Serikat pun melihat Tonya bukanlah perwakilan atlet yang cocok untuk Amerika Serikat karena perilakunya yang buruk.
Di akhir hari, karir Tonya pun harus dirusak oleh keluarganya sendiri, orang-orang yang Tonya kira dapat memberikan dukungan sepenuhnya.
Pada sebuah wawancara yang ditunjukkan di film ini, Tonya merefleksikan masa lalunya.
Ia berandai-andai jika ibunya tidak mendoktrinnya untuk selalu menjadi yang terbaik, jika seandainya Tonya dapat memprioritaskan dirinya sendiri, dan jika Tonya bisa memilih untuk istirahat, maka semua pasti akan lebih baik.
Bakat dan ambisi Tonya yang luar biasa tetaplah tidak cukup untuk mengantarkannya menjadi atlet legendaris pemenang Olimpiade.
Baca Juga: Film Moxie: Arti Gerakan Women Support Women Sesungguhnya dalam Perjuangan Melawan Sistem Patriarki
Kondisi kesehatan mental juga berperan penting untuk keseimbangan dalam perkembangan diri dan menghadapi berbagai tantangan.
Mundur atau istirahat sejenak dari kompetisi bukan berarti atlet tersebut lemah.
Memprioritaskan diri sendiri dan menyampingkan ambisi bisa menjadi hal terkuat yang dilakukan seorang atlet, mengingat tekanan dan ekspektasi lingkungan untuk selalu menjadi pemenang. (*)