Manfaat Melukis bagi Kesehatan Mental, Berikut Penjelasannya!

Firdhayanti - Minggu, 1 Agustus 2021
Manfaat melukis untuk kesehatan mental
Manfaat melukis untuk kesehatan mental staticnak1983

Parapuan.co – Kawan Puan, tahukah kamu bahwa ada manfaat melukis bagi kesehatan mental?

Melukis menjadi salah satu hobi baru yang cukup diminati masyarakat, terutama ketika pandemi.

Seperti diketahui, pandemi bukanlah halangan untuk melakukan berbagai kegiatan kreatif ya Kawan Puan!

Baca Juga: Film I, Tonya: Melihat Pentingnya Kesehatan Mental dalam Perjalanan Atlet Tonya Harding Menuju Olimpiade

Di media sosial, banyak sekali berbagai unggahan mengenai kegiatan melukis.

Apalagi saat ini, banyak dijumpai paint by numbers, yakni melukis dengan mengikuti angka yang tertera pada gambar.

Ternyata, kegiatan melukis ini punya manfaat untuk kesehatan mental lo, Kawan Puan!

"Hampir semua aktivitas kreatif dapat menjadi terapi," ujar dr. Gregory Nawalanic Pys.D., psikolog klinis dengan University of Kansas Health System, mengatakan kepada Bustle.

Baik itu melukis, bermain musik, atau aktivitas artistik apapun ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan mental.

"Adalah berguna untuk memiliki perangkat keterampilan mengatasi untuk membantu menenangkan sistem saraf dan di situlah seni masuk," ujar terapis seni Cassie Hamrick, ATR LCMHC.

Mereka menjelaskan bahwa seni telah terbukti membantu mengatur sistem saraf melalui keterlibatan pikiran dan tubuh.

Saat kamu melukis, kamu akan mengarahkan tangan untuk memegang kuas dan pikiranmu untuk mengarahkan gerakan tanganmu.

Baca Juga: Utamakan Kesehatan Mental, Simone Biles Mundur dari Pertandingan Final Gimnastik Olimpiade Tokyo 2020

"Gerakan ini dapat membantu mengaktifkan sayap parasimpatis dari sistem saraf kita yang mengirimkan sinyal untuk menenangkan ke seluruh otak dan tubuh," kata mereka.

Inilah penyebabnya rasa tenang yang ditimbulkan saat kita melukis atau bermain musik.

Sains pun ikut membuktikan manfaat dari seni, Kawan Puan.

Sebuah tinjauan studi tentang seni dan kesehatan yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health pada tahun 2010 menemukan bahwa melakukan beberapa bentuk aktivitas artistik meningkatkan kesejahteraan dan perasaan harga diri, mengurangi gejala kecemasan dan depresi, dan mengurangi stres.

Laporan dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 juga menemukan bahwa berlatih seni dapat membantu mengatasi dan mengatur emosimu serta mengurangi kesepian.

Seni dapat membantu kita mengeluarkan perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, sebagaimana dilansir dari Positive Psychology.

"Seni, menulis, dan musik adalah sarana kreatif yang bagus untuk membantu menghabiskan waktu, karena mereka menyediakan saluran untuk mengekspresikan perasaan yang mungkin tidak dapat kita ungkapkan secara efektif, atau bahkan sopan, pada saat itu," kata dr. Gregory.

Untuk melakukannya, kerjakanlah di ruangan yang tenang sehingga kamu menjadi lebih rentan untuk melakukan apa yang kamu rasakan.

Baca Juga: Membantu Menenangkan Pikiran yang Cemas, Ahli Saran Lakukan Hal Ini

Menciptakan seni juga bisa menjadi terapi dalam pelariannya.

"Ketika kombinasi hati, pikiran, dan tubuh benar-benar terlibat pada tingkat yang dalam, kita tergelincir ke keadaan yang melampaui kenyataan," kata psikoterapis Karen Koenig , LCSW , M.Ed.

Pelarian ini bisa sangat membantu bagi siapa saja yang merasa benar-benar merasa terkurung selama pandemi ini.

Koenig mengatakan bahwa melakukan hal-hal artistik dapat membuat kesenangan batin dan membantumu merasa lebih lega dan bahagia.

Manfaat positif dari melakukan aktivitas seni selama pandemi yakni memberikan diri kita sesuatu untuk dinanti dan pencapaian baru untuk dirayakan setiap harinya.

Dalam melakukan hal ini, kamu tak harus memiliki bakat di bidang seni tertentu.

Entah itu melukis atau bermain musik, lakukan kegiatan seni apapun yang membuat kamu merasa lebih baik.

Melihat manfaat melukis bagi kesehatan mental yang luar biasa, apakah Kawan Puan siap mencobanya? (*)

Baca Juga: Ini Dia 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak di Tengah Pandemi

Sumber: Bustle,positivepsychology.com
Penulis:
Editor: Arintya