Parapuan.co - Sering merasakan sakit kepala sebelah atau migrain tanpa tahu jelas alasannya?
Mungkin Kawan Puan termasuk golongan Highly Sensitive Person, nih!
Istilah "Highly Sensitive Person", atau orang yang memiliki sensitivitas tinggi datang dari penelitian psikolog Dr. Elaine Aron.
Dalam bukunya, "The Highly Sensitive Person: How To Thrive When The World Overwhelms You", Dr. Aron menyebutkan Highly Sensitive Person (HSP) sebagai mereka yang merasakan berbagai hal di dunia dalam intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dirasakan oleh orang lain.
Baca Juga: Ketahui Hal Ini Jika Kamu Berkencan dengan Orang yang Sangat Sensitif
Apakah Kawan Puan termasuk salah satunya?
Nah, melansir dari Byrdie, berikut ciri-ciri Highly Sensitive Person.
Seorang Highly Sensitive Person umumnya memiliki karaktersitik seperti mudah terangsang oleh cahaya, bunyi-bunyian, dan bebauan.
Karena sensitivitasnya ini, Highly Sensitive Person biasanya tidak menyukai film horror atau thriller karena suara yang lantang dan gambar-gambar sadistik.
Highly Sensitive Person sering dianggap pemalu atau introvert oleh orang-orang di sekitarnya.
Padahal, Highly Sensitive Person hanya merasa lelah berada ditengah-tengah keramaian atau bersama orang yang banyak bicara.
Mereka juga gampang kewalahan saat bekerja dalam deadline yang padat, serta sangat mudah merasakan emosi disekitarnya.
Misalnya mood orang lain, adegan emosional pada film, atau lirik lagu yang mengharukan.
Tak heran kalau Highly Sensitive Person sering dilabeli sebagai orang yang "baperan."
Sensitivitasnya yang tinggi ini menjadi penyebab Highly Sensitive Person sering merasakan sakit kepala sebelah atau migrain.
Migrain yang dirasakan oleh Highly Sensitive Person dipicu oleh penginderaannya yang terlalu sensitif.
Baca Juga: Disebut Bisa Turunkan Risiko Diabetes pada Perempuan, Ini Fakta Migrain dan Cara Mengatasinya
Tak jarang stimulus-stimulus berupa suara yang berisik, cahaya yang terlalu terang atau berkedip-kedip, hingga bau-bauan yang menusuk, sekalipun wangi dari pengharum atau parfum, membuat otak kewalahan dalam merespons.
Pada saat menerima stimulus yang cepat dan intens, neuron di otak akan menyala secara abnormal, dan menyebabkan timbulnya gejala migrain.
Mereka yang tergolong sebagai Highly Sensitive Person umumnya juga memiliki respons kewaspadaan yang lebih tinggi. Mereka lebih aware terhadap ancaman-ancaman disekitar.
Sayangnya, kewaspadaan ini melepaskan hormon adrenalin dan zat kimia penyebab stres di otak. Stres sendiri merupakan salah satu pemicu timbulnya migrain, sehingga tak heran Highly Sensitive Person sering merasakan sakit kepala sebelah.
Jika Kawan Puan merupakan Highly Sensitive Person, cobalah pahami stimulus apa yang biasanya sering membuatmu kewalahan sehingga merasakan sakit kepala.
Apakah bebunyian, bebauan, cahaya, atau yang lainnya. Lalu, lakukan me time yang berkualitas agar lebih tenang.
Bisa jadi dengan melakukan hobi yang menyenangkan, meditasi, menyendiri, atau apapun yang membuat perasaan lebih tenang, sehingga dapat meringankan atau mengurangi migrain yang diderita.
Walaupun terkadang jadi sensitif itu tidak menyenangkan, tapi Highly Sensitive Person bukanlah bentuk kekurangan atau gangguan jiwa.
Malahan, Highly Sensitive Person cenderung lebih peka dan memiliki rasa empati yang tinggi.
Sehingga Highly Sensitive Person bisa dianggap sebagai sebuah kelebihan yang patut disyukuri.
(*)