Heboh Covid-19 Varian Delta Plus, Apakah Gejalanya Lebih Parah Dibanding Varian Delta?

Sarah D. Ekaputri - Kamis, 5 Agustus 2021
Virus Corona bermutasi melahirkan varian baru Delta Plus
Virus Corona bermutasi melahirkan varian baru Delta Plus Freepik

Parapuan.co - Virus SARS-CoV2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 semakin hari semakin kuat.

Virus ini terus bermutasi dan melahirkan varian-varian baru yang diketahui lebih berbahaya dibandingkan varian sebelumnya.

Beberapa varian virus ini kemudian diklasifikasikan ooleh WHO sebagai variant of concern.

Setelah varian Wuhan, tak lama muncul Varian Alfa B.1.1.7 yang pertama kali merebak di Inggris.

Disusul dengan varian Beta B.1.351 dari Afrika Selatan, varian Gamma P.1 dari Brazil, dan varian Delta B.1.617.2 yang diketahui berasal dari India.

Baca Juga: Disebut Lebih Menular, Apa Beda Covid-19 Varian Delta dan Delta Plus?

Varian Delta ini pun kini menjadi pusat perhatian dunia, sebab bersifat lebih menular, menyebabkan gejala yang lebih parah, dan dapat mengurangi efektivitas vaksin atau perawatan ketimbang varian-varian sebelumnya.

Mengutip data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dari KOMPAS.com, Indonesia sendiri sudah memiliki 1.118 kasus Covid-19 dengan varian Delta hingga 29 Juli 2021.

Belum selesai PR untuk mengatasi penyebaran varian Delta, kini muncul lagi varian Delta Plus.

Apakah munculnya varian baru Delta Plus ini memaksa kita untuk lebih waspada?

Sederhananya, varian coronavirus Delta Plus ini tak jauh berbeda dari Varian Delta.

Dilansir dari Hindustantimes, Keduanya sama-sama lebih mudah menular dan resisten terhadap beberapa jenis obat dan terapi.

Varian Delta Plus AY.1 yang pertama kali ditemukan pada bulan April 2021 lalu, dapat menyebar jauh lebih cepat dari varian terdahulunya, yakni varian Delta.

Lebih mengerikannya lagi, varian yang satu ini juga lebih mudah menempel pada sel paru-paru.

Baca Juga: Tempat Tidur RS Rujukan Covid19 Jakarta Mulai Kosong, Tetap Waspada Varian Delta!

Varian ini pun diketahui tidak memiliki perbedaan yang jauh dari varian sebelumnya dari segi gejala.

Varian Delta Plus menyebabkan gejala-gejala yang kurang lebih sama dengan varian Delta maupun Beta.

Gejala tersebut dapat berupa batuk-batuk, diare, demam, sakit kepala, sesak napas, dan munculnya ruam pada kulit.

Gejala lainnya dari varian Delta Plus adalah perubahan warna pada jari-jari tangan dan kaki, serta rasa nyeri yang dirasakan di dada.

Namun, ada beberapa gejala lainnya yang dikaitkan sebagai gejala dari varian Delta Plus, yakni sakit perut, mual-mual, dan hilangnya nafsu makan.

Mengutip The Washington Post, kasus pada varian Delta Plus ini diketahui lebih rentan menyerang orang-orang berusia muda.

Walaupun begitu, ancaman penularan varian Delta Plus ini masih bisa diminimalisir dengan mendapatkan dosis vaksinasi Covid-19 sesegera mungkin.

Baca Juga: Jadwal Mobil Keliling dan Sentra Mini Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Hari Ini

Tak perlu panik berlebihan menanggapi munculnya varian Delta Plus.

Menurut keterangan pakar virologi dari Louisiana State University, Dr Jeremy Kamil pada BBC, belum ada indikator apa pun yang menunjukkan bahwa Delta plus harus menyebabkan kekhawatiran atau kepanikan di tengah-tengah masyarakat, tapi kita tetap perlu berhati-hati dan waspada terhadap varian ini.

(*)

Sumber: The Washington Post,BBC,Hindustan Times,KOMPAS.com
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja