Parapuan.co - Covid-19 Varian Delta yang pertama kali ditemukan di India pada akhir 2020 lalu, kini melahirkan varian baru, yakni varian Delta Plus.
Varian Delta B.1.617.2 sebelumnya diketahui menjadi penyebab membludaknya kasus Covid-19 di India pada April 2021 lalu, dan runtuhnya fasilitas dan tenaga kesehatan di India.
Varian ini bahkan telah menyebar di lebih dari 90 negara di dunia.
Menurut epidemiolog WHO, Dr Maria Van Kerkhove, dalam podcast WHO's Science in 5 Episode #45, Covid-19 Varian Delta ini menyebar lebih cepat dari manusia ke manusia dibandingkan varian Alpha.
Baca Juga: Tempat Tidur RS Rujukan Covid19 Jakarta Mulai Kosong, Tetap Waspada Varian Delta!
Namun, belum usai varian Delta, kini muncul lagi varian Delta Plus, yang juga memiliki dua versi, yakni AY.1 dan AY.2.
Varian Delta teranyar ini juga termasuk ke dalam klasifikasi variant of concern oleh WHO dan pemerintah India.
Penyebarannya pun telah sampai hingga ke Kanada, Jerman, Rusia, Swiss, Polandia, Portugal, Nepal, Jepang, Inggris, dan AS.
Mengutip National Geographic, perbedaan varian Delta Plus dan varian Delta terletak pada mutasi ekstra K417N yang berada di spike protein yang menutupi permukaan virus SARS-CoV-2 itu sendiri.
Mutasi ini memungkinkan virus untuk menginfeksi sel-sel tubuh, termasuk pada paru-paru, jantung, ginjal, dan usus.
Parahnya lagi, mutasi ini juga membuat virus memiliki kemampuan untuk menghindari antibodi, sehingga varian Delta Plus sangat mungkin bisa menghindari vaksin dan antibodi lebih baik daripada varian Delta.
Baca Juga: Sudah Masuk Indonesia, Apa Perbedaan Covid-19 Varian Delta dan Delta Plus?
Sebelumnya varian Delta Plus diberitakan telah masuk ke Indonesia dan sempat terdeteksi di provinsi Jambi.
Namun, dikutip dari KOMPAS.com, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah memastikan bahwa dua kasus Covid-19 yang dilaporkan Jambi bukan merupakan varian Delta Plus, melainkan kelompok varian lokal Indonesia B1466.2
Lalu, bagaimana cara melindungi diri dari varian Delta Plus?
Berdasarkan pernyataan dari kepala ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan pada The Indian EXPRESS, masih dibutuhkan lebih banyak data untuk mengetahui karakteristik lebih lanjut dari varian Delta ini, terutama berkaitan dengan ampuh atau tidaknya vaksin dalam melawan mutasi terbaru virus SARS-CoV2 ini.
Hingga kini vaksin masih menjadi cara perlindungan terbaik dari ancaman gejala berat hingga kematian akibat varian Covid-19 apa saja.
Bahkan, mengutip National Geographic, vaksin yang tersedia saat ini masih efektif untuk varian Delta Plus, sebab setengah dari kasus yang ditemukan di Inggris terjadi di antara orang yang belum mendapatkan vaksin.
Baca Juga: Wajib Tahu! Masuk 3 Mal Ini Harus Pakai Sertifikat Vaksin Covid-19
Hanya sebagian kecil kasus yang terjadi pada orang-orang yang telah divaksinasi, dan tidak satu pun dari pasien Delta Plus yang mengalami kematian.
Sambil menunggu kesempatan untuk mendapatkan vaksinasi, cara terbaik lainnya untuk melindungi diri dari varian Delta Plus tak lain adalah dengan disiplin menggunakan masker ganda, atau gabungan masker medis dan masker kain.
(*)