Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini media sosial sedang dihebohkan dengan sebuah video dugaan body shaming kepada atlet angkat besi Indonesia, Nurul Akmal, yang baru pulang dari Olimpiade Tokyo 2020.
Video tersebut salah satunya diunggah oleh sebuah akun di Twitter bernama @picture_play pada hari Kamis (5/8/2021).
Celetukan body shaming yang dilontarkan ke Kak Amel ( Nurul Akmal), atlet angkat besi Indonesia, saat baru tiba di Soetta semalam ini aseli bikin ????
Di detik ke-13 "Yang Paling Kurus"
Kak Amel mungkin santuy, tapi Kalo Kita Yang denger langsung mungkin Akan langsung nempeleng. pic.twitter.com/LE49o6i22s
— CulturePlay 6M Double Masks Vax (@picture_play) August 5, 2021
Pada video tersebut, terlihat para atlet angkat besi baru saja tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, setelah bertanding di Olimpiade Tokyo 2020.
Saat nama Nurul Akmal dipanggil pada proses penyambutan, terdengar suara celetukan yang berbunyi, "yang paling kurus."
Warganet pun langsung geram dan membanjiri media sosial dengan pendapat mereka setelah menyaksikan video tersebut.
Baca Juga: Berawal dari Angkut Padi, Nurul Akmal Sukses Angkat Besi 256 Kg di Olimpiade Tokyo 2020
Celetukan tersebut dinilai warganet merupakan ucapan yang tidak sopan dan berkenan terhadap tubuh Nurul Akman.
Banyak warganet yang mengecam celetukan tersebut dan membela atlet yang meraih peringkat kelima pada cabang olahraga angkat besi kelas +87 kg Olimpiade Tokyo 2020 tersebut.
Sampai saat ini, belum ada kejelasan siapa oknum yang dengan lantang menyinggung tubuh dari atlet Nurul Akmal.
Ternyata Nurul Akmal sudah mengetahui tentang viralnya video tersebut, ia bahkan sudah menontonnya dan membaca komentar warganet.
Pada sebuah wawancara yang ditayangkan oleh Kompas TV, Nurul berincang dengan Rosianna Silalahi mengenai perjalanannya di Olimpiade Tokyo 2020 dan tanggapannya terkait video yang viral tersebut.
Nurul melihat sisi positif dan celetukan body shaming tersebut, ia merasa bahwa oknum yang melakukannya hanya mencoba untuk bercanda dan memberi perhatian khusus kepada Nurul.
"Itu mungkin candaan saja. Mungkin kan banyak yang sayang dengan Nurul, jadi lebih diperhatikan," ungkap Nurul sembari tertawa.
Nurul juga merasa sudah biasa dengan celetukkan yang tertuju pada tubuhnya.
Ia merasa orang-orang yang berkomentar soal tubuhnya hanya ingin lebih santai dan mencairkan suasana.
Nurul juga tidak ambil pusing terkait komentar-komentar soal tubuhnya, maka ia berharap agar warganet tidak ambil hati soal masalah tersebut.
"Nurulnya biasa aja. Seperti itu tidak usah diambil hati, saya biasa saja. Jadi (warganet) tidak usah diambil hati soal itu," ucap Nurul.
Nurul juga menyerahkan masalah viralnya video tersebut kepada semua masyarakat di media sosial.
"Terserah mereka mau ngapain, terserah mereka mau komentar, kalau Nurul sih biasa saja dengan komentar orang yang seperti itu," tambahnya.
Nurul sendiri sudah merasa nyaman dan bangga dengan tubuhnya.
Memiliki tubuh yang besar sedari ia masih kecil membawa Nurul ke berbagai kompetisi angkat besi.
Bagi Nurul, ia merasa sudah tidak mau memikirkan hujatan terhadap tubuhnya karena ia sudah membuktikan diri dengan prestasi, bukan dengan komentar orang lain.
Nurul Amal sendiri telah sukses menyelesaikan Olimpiade Tokyo 2020 dengan total angkatan 256kg dengan 115kg di snatch dan 141kg di clean & jerk.
Selain dikenal dengan kesuksesannya, Nurul Akmal juga terkenal karena keramahannya dan wajahnya yang selalu berseri serta tersenyum.
Rekan-rekan angkat besi lainnya juga merasa Nurul adalah pribadi yang menyenangkan dan membuat suasana latihan menjadi seru.
Baca Juga: Mengenal Hidilyn Diaz, Atlet Angkat Besi Pertama yang Raih Medali Emas untuk Filipina
Pada kesempatan yang sama, pelatih angkat besi Timnas Indonesia, Dirja Wihardja, juga menyampaikan bahwa Nurul merupakan pribadi yang menyenangkan untuk dilatih.
Sikap Nurul yang sangat positif dalam menghadapi ujaran kebencian dan body shaming dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk melawannya dengan prestasi.
Prestasi Nurul dan validasi dari dirinya sendiri menjadi kekuatan bagi dirinya untuk menghadapi komentar masyarakat yang tidak selalu menyenangkan. (*)