Alhasil, Mona mengabulkan permintaannya dengan membelikan ponsel yang hanya bisa digunakan untuk mengirim pesan dan telepon.
Alasannya, Mona masih belum percaya dan mengizinkan anaknya untuk bermain media sosial di usia tersebut.
“Saat itu, Mima meminta smartphone dengan cara presentasi di depan orang tuanya, tapi kita membelikan handphone yang bisa sms dan telepon saja karena belum percaya dia megang sosial media,” ujar Mona.
Mona juga menjelaskan jika anaknya sudah membutuhkan alat komunikasi tersebut agar orang tuanya juga bisa menghubungi apabila sedang berjauhan.
Baca Juga: Pola Asuh Merdeka: Apa Akibat Jika Kakek-Nenek Sering Terlibat dalam Pengasuhan Anak?
Menurut Mona, jika anaknya benar-benar membutuhkan sesuatu yang berguna bagi kebutuhannya seperti penunjang belajar, ia tak akan menghentikannya.
Namun, jika itu keinginan pribadi untuk bersenang-senang saja maka anak-anak bisa memperjuangkan untuk memilikinya dengan menabung.
Kembali ke masalah smartphone, saat memasuki SMA Mima merasa sangat membutuhkannya karena harus terhubung dengan guru dan teman-temannya, misalnya melalui grup WhatsApp.