Hari Masyarakat Adat Internasional: Ini Makna Pakaian Adat di Berbagai Negara

Citra Narada Putri - Senin, 9 Agustus 2021
Tiap masyarakat adat mengenakan pakaian dengan arti yang berbeda-beda.
Tiap masyarakat adat mengenakan pakaian dengan arti yang berbeda-beda. Serge_Bertasius | Getty Images

4. Suku Karen, Thailand dan Myanmar

Selain padaung, masyarakat adat Suku Karen juga mengenakan tunik dengan warna berbeda-beda, tergantung status.
Selain padaung, masyarakat adat Suku Karen juga mengenakan tunik dengan warna berbeda-beda, tergantung status. hadynyah | Getty Images

Umumnya Suku Karen dikenal warga dunia dengan ciri khas masyarakat perempuannya yang mengenakan cincin panjang di leher, yang juga dikenal sebagai Padaung.

Namun lebih dari itu, suku yang terletak di perbatasan Thailand dan Myanmar ini punya pakaian adat yang unik dan penuh warna-warna yang cantik.

Melansir dari The Textile Atlas, ada ciri khas yang ditemukan dalam pakaian-pakaian suku Karen.

Bentuk atasan tunik dengan potongan V-neck dan desain tube skirt yang sederhana, dengan penggunaan warna tradisional.

Warna merah, hitam dan putih biasanya dikhususkan untuk perempuan yang belum menikah.

Sementara hiasan biji bordir juga kerap menjadi detail dari kain katun tebal atau kain rami yang dipakai oleh masyarakat adat.

Dalam proses pembuatannya, masyarakat adat Suku Karen juga mempraktekkan tenun ikat untuk membuat tube skirt merah dengan motif garis-garis.

Sementara pada penggunaan aksesorinya, selain mengenakan cincin melingkar di leher (Padaung), perempuan Suku Karen juga mengenakan anting-anting berukuran besar.

Baca Juga: Ternyata Ini Makna Kalung Meghan Markle di Video Ulang Tahun ke-40

5. Suku Maasai, Kenya dan Tanzania

Warna pakaian Suku Maasai bervariasi menurut usia dan jenis kelamin.
Warna pakaian Suku Maasai bervariasi menurut usia dan jenis kelamin. Google Art & Culture

Masyarakat adat Suku Maasai yang tersebar di Kenya Selatan dan Tanzania Utara, umumnya mengenakan Shuka.

Melansir dari Google Arts and Culture, Shuka sendiri diambil dari kata Maa yang memiliki arti seprai, yang secara tradisional dipakai melilit tubuh.

Pakaian adat ini berwarna merah, terkadang dicampur dengan warna dan pola lain seperti kotak-kotak atau bunga.

Warna pakaian Suku Maasai bervariasi menurut usia dan jenis kelamin. Laki-laki muda mengenakan pakaian hitam, sementara yang tua mengenakan sampul merah.

Untuk perempuan biasanya memilih potongan kain kotak-kotak, bergaris atau bermotif.

Suku Maasai juga terkenal dengan manik-maniknya yang rumit, yang mana bagi perempuan hal tersebut dapat mengekspresikan posisi mereka di masyarakat.

Umumnya manik-manik tersebut terbuat dari kaca warna-warni, yang dipakai di telinga.

Masing-masing warna yang digunakan pada manik-manik tersebut memiliki arti yang berbeda-beda.

Putih melambangkan perdamaian, biru adalah warna air, dan merah melambangkan kepahlawanan dan keberanian.(*)



REKOMENDASI HARI INI

3 Tips Manfaatkan Uang Pesangon PHK Jadi Modal untuk Wirausaha