Bagaimana Orang Tua Berikan Dukungan Psikologis untuk Anak Selama Sekolah Online?

Sarah D. Ekaputri - Rabu, 11 Agustus 2021
Cara orang tua berikan dukungan pada anak selama sekolah online
Cara orang tua berikan dukungan pada anak selama sekolah online valentinrussanov

Parapuan.co - Lebih setahun sudah, pandemi Covid-19 memaksa kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka, mesti digantikan dengan cara daring (online).

Setelah dijalankan selama lebih dari setahun, banyak pro dan kontra terkait sistem pembelajaran daring ini.

Apa lagi, banyak keresahan datang dari pihak anak dan orang tua.

Menurut hasil Survei Persepsi Pelajar Jawa Timur tentang dampak Covid-19 yang dilansir dari KOMPAS.com, 88,75 persen pelajar menganggap kegiatan sekolah online menjenuhkan, membosankan, dan memicu stres.

Survei yang dilakukan oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur seolah menerangkan bahwa pada praktiknya kegiatan sekolah online tak selalu berjalan mulus.

Baca Juga: Belajar Online Bikin Anak Stres? Ini Tips yang Bisa Kawan Puan Lakukan

Banyak kendala yang terjadi akibat pembelajaran secara daring, baik dari ketersediaan fasilitas, juga dari kemungkinan munculnya stres akademik yang dirasakan oleh anak.

Menurut studi, tak sedikit anak yang merasakan kecemasan akibat sekolah online.

Hal ini dipicu oleh banyaknya tugas yang diberikan oleh guru, sehingga membuat banyak siswa merasa stres dalam menjalani kegiatan belajar mengajar.

Belum lagi, sekolah jarak jauh menyebabkan anak kurang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, baik dengan teman sebaya maupun guru.

Hal ini dapat menyebabkan anak merasa terisolasi dan sulit melatih keterampilan sosialnya.

Nah, pada saat-saat seperti ini, penting bagi anak untuk mendapatkan dukungan psikologis.

Menurut Psikolog pendidikan, Shanti Andin, M.Psi., Psikolog, idealnya dukungan psikologis diberikan pada anak sebelum muncul tanda-tanda stres dan kecemasan.

"Karena sekolah online atau proses belajar campuran (blended learning) di Indonesia kemungkinan masih akan berlanjut, kita perlu memikirkan cara untuk membangun interaksi anak dengan guru dan teman-temannya. Media interaksi yang digunakan selama pandemi memang berbeda, tapi bukan berarti interaksinya tidak bisa bermakna," ujarnya pada PARAPUAN, Minggu, 8 Agustus 2021.

Adapun Shanti merekomendasikan orang tua agar senantiasa mengamati kondisi mental dan emosional anak agar dapat memberi bantuan saat dibutuhkan.

Baca Juga: 6 Tahap Ajarkan Anak Tanggung Jawab Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga

Selain itu, pendampingan untuk anak selama belajar di rumah idealnya dilakukan orang tua sesuai usia dan kebutuhan anak, dan sebaiknya dilakukan oleh kedua orang tua.

"Ayah dan ibu juga harus bekerja sama dalam mendampingi anak belajar di rumah, jadi pendampingan belajar di rumah tidak hanya dilakukan oleh salah satu orang tua," imbuh Shanti.

Bukan hanya anak yang rentan memgalami stres akibat sekolah online, orang tua pun dapat sewaktu-waktu mengalami tekanan dalam membimbing anak selama pembelajaran daring.

Untuk itu, orang tua perlu membangun support system untuk mendampingi anak belajar di rumah.

Orang tua bisa berdiskusi dengan anak, guru, dan sesama orang tua murid untuk mencari cara yang lebih kreatif agar anak tetap terpenuhi kebutuhan interaksinya.

Menurut Shanti, orang tua dapat mencoba menjadwalkan pertemuan one-on-one antara anak dan guru secara daring, sekolah drive thru, dan memanfaatkan video call atau permainan online untuk mempertemukan anak dan temannya dalam kegiatan bersama.

Orang tua dan guru pun bisa melakukan asesmen awal sebelum memulai kegiatan belajar mengajar demi mencari tahu lebih lanjut soal kebutuhan belajar anak dan hal-hal yang dapat mendukungnya untuk belajar secara online.

Jika anak maupun orang tua dirasa membutuhkan pendampingan dari profesional, hendaknya orang tua tak ragu untuk datang menemui psikolog.

Bahkan, sebaiknya orang tua dan anak berkonsultasi dengan psikolog sebelum anak maupun orang tua mengalami gangguan kesehatan mental akibat sekolah online ini.

"Psikolog juga termasuk support system untuk keluarga selama belajar di rumah. Konseling dengan psikolog tidak harus menunggu saat ada masalah, namun dapat dilakukan kapan saja. Ada baiknya konsultasi dilakukan," jelas Shanti lebih lanjut.

Baca Juga: Simak, Ini Tips dari Psikolog agar Anak Tetap Senang Belajar di Rumah

Sistem pembelajaran daring seperti sekarang ini tentu tidak dapat secara utuh menggantikan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

Namun, sebenarnya kegiatan belajar mengajar online memiliki beberapa keuntungan.

Selain melindungi anak dari kemungkinan terpapar Covid-19 di lingkungan sekolah dan bermain, kegiatan belajar mengajar dapat dijangkau dari berbagai waktu dan tempat.

Penggunaan teknologi juga memungkinkan siswa untuk mendapatkan informasi yang lebih luas melalui internet.

(*)

 

Sumber: Wawancara,KOMPAS.com
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja