Parapuan.co - Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan mungkin menjadi topik yang paling mengundang rasa ingin tahu remaja.
Terutama pertanyaan-pertanyaan tentang kesehatan seksual dan reproduksi perempuan terkait menstruasi di kalangan remaja putri.
Ibu mungkin merasa kebingungan dalam menjelaskan hal-hal terkait kesehatan seksual dan reproduksi perempuan pada anak, terlebih pada anak perempuan yang beranjak remaja.
Menstruasi atau datang bulan kerap menjadi simbol bagi anak perempuan yang telah memasuki masa kedewasaan.
Umumnya, menstruasi pertama, atau menarche, dialami kala anak menginjak usia remaja.
Dalam riset terkait usia menarche perempuan di Indonesia tahun 2019, rata-rata usia menarche di Indonesia adalah sekitar usia 12 tahun.
Usia ini pun sangat bervariasi dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor kecukupan gizi dan berat badan.
Baca Juga: Sedang Menstruasi? Ini Tips Agar Tidur Lebih Nyaman Saat Datang Bulan
Nah, ibu tak perlu ikutan bingung.
Dilansir dari Everyday Health, inilah beberapa hal mendasar yang perlu ibu jelaskan pada remaja, berkaitan dengan menstruasi dan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
Pertama-tama, ibu dapat menjelaskan dengan sederhana pada anak, mengapa perempuan mengalami menstruasi.
Terangkan bahwa menstruasi merupakan siklus alami yang sangat normal terjadi pada perempuan.
Ibu juga perlu menekankan pada anak bahwa menstruasi bukanlah topik yang tabu atau dianggap sebagai aib.
Terangkan pada anak mengenai Premestrual Syndrome (PMS).
Penjelasan mengenai PMS dan gejala-gejalanya dapat membantu anak untuk mengantisipasi tanda-tanda awal sebelum menstruasi datang.
Ibu bisa jelaskan pada anak jika sebelum periode menstruasi, wajar saja mood mengalami perubahan drastis, dan menjadi mudah marah.
Tak lupa gejala-gejala lainnya yang menyertai PMS seperti perut terasa kembung, dan payudara terasa nyeri.
Agar anak tidak kaget pada saat mengalami menstruasi, beri pengetahuan jika anak bisa saja mengalami dismenore atau nyeri haid, terutama pada hari pertama menstruasi.
Rasa nyeri tersebut meliputi keram dan sakit pada area perut bagian bawah, serta di area punggung.
Namun, anak tidak perlu merasa terlalu khawatir, sebab rasa sakit ini biasanya tidak terlalu parah dan tidak berlangsung lama.
Sementara itu, minta anak terbuka terkait rasa sakit yang dialaminya.
Jika rasa sakit dirasakan berkepanjangan dan tak tertahankan, maka ajak anak menemui dokter spesialis kandungan (obgyn) untuk mendeteksi apakah terjadi dismenore sekunder.
Saat mengalami menstruasi, anak tentu perlu mengetahui alat-alat yang dapat digunakan untuk menampung darah menstruasi.
Perkenalkan anak pada pembalut, tampon, pembalut kain atau celana menstruasi, serta cawan menstruasi (menstrual cup).
Baca Juga: 5 Rekomendasi Merek Menstrual Cup Lokal yang Aman dan Nyaman Dipakai
Beri tahu anak kelebihan dan kekurangan masing-masing alat, serta berilah rekomendasi terbaik menurut ibu, agar anak tidak kebingungan memilih.
Selain ragam pilihannya, terangkan juga cara memakai, mengganti, dan membersihkannya.
Terlebih lagi terkait berapa lama seharusnya alat tampung menstruasi yang digunakan perlu diganti.
Beri penjelasan pada anak bahwa darah menstruasi yang keluar dari vagina tidaklah banyak dan jumlah darah yang keluar tidak membahayakan jiwa.
Lamanya masa menstruasi pada setiap orang pun berbeda-beda, tapi normalnya menstruasi berlangsung selama tiga hingga lima hari.
Hal ini dilakukan agar anak tidak merasa kebingungan jika masa menstruasinya lebih lama atau lebih singkat dibanding teman-teman sebayanya.
Sangat penting pula menjelaskan pada remaja putri bahwa perempuan yang telah mengalami menstruasi berarti bahwa organ reproduksi dalam tubuhnya sudah siap untuk bereproduksi.
Baca Juga: 6 Hal Ini Pantang Dilakukan Saat Menstruasi Demi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
Sederhananya, ketika anak perempuan telah mengalami menstruasi, jelaskan pada anak secara sederhana bahwa artinya mereka sudah bisa hamil jika sel telur dibuahi.
Penjelasan ini pun perlu diikuti dengan edukasi seksual lanjutan seperti bahaya seks bebas dan penyakit menular seksual.
Perubahan drastis yang dialami anak perempuan saat mengalami menarche terkadang memang dapat mengejutkan bagi anak.
Namun, dengan bimbingan dan penjelasan yang komprehensif dari orang tua, kebingungan dan kecemasan anak akan hal ini dapat berkurang.
(*)