2. Membedakan antara kemarahan dan perilaku agresif
Ajari anak remaja kamu bagaimana perbedaan antara perasaan marah dan perilaku agresif.
Perilaku agresif seperti melempar barang, membanting pintu, atau dengan sengaja merusak barang tidak boleh dilakukan.
Remaja perlu tahu bahwa perilaku agresif dapat memiliki konsekuensi yang serius jika tak terkendali, seperti berurusan dengan hukum.
Sangat penting untuk mendiskusikan potensi konsekuensi akademis, sosial, dan hukum dari perilaku agresif dan kekerasan.
Baca Juga: 6 Tips Mendukung Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak Remaja
3. Ajarkan tentang tanda-tanda fisik saat kemarahan memuncak
Remaja terkadang masih sulit mengenali kapan kemarahan mereka meningkat.
Mereka membiarkan dirinya menjadi sangat marah sehingga tidak bisa menahan diri untuk tidak menyerang.
Ajari mereka untuk mengenali tanda-tanda peringatan fisiologis kemarahan, seperti detak jantung yang cepat, tangan yang mengepal, atau wajah yang memerah.
Dorong mereka untuk mengambil tindakan ketika mereka melihat kemarahan mereka meningkat.
Contohnya, diam sejenak, mengambil napas dalam-dalam beberapa kali, atau menghitung angka sampai 10 dalam pikiran mereka.