5 Jenis Konten Video yang Tidak Ramah Pengiklan di YouTube, Apa Saja?

Vregina Voneria Palis - Jumat, 13 Agustus 2021
Ilustrasi membuat konten video YouTube
Ilustrasi membuat konten video YouTube Technology photo created by tirachardz

Parapuan.co - Tidak bisa dimungkiri kalau YouTube kini bukan hanya sebagai wadah berbagi konten video saja, tetapi juga untuk mendapatkan penghasilan.

Hanya dengan mengunggah video di YouTube dan bergabung dengan Program Partner YouTube, seorang kreator dapat menghasilkan uang dari pengiklan.

Jika ingin menarik perhatian pengiklan, Kawan Puan perlu mengetahui jenis konten video yang diunggah.

Sebab, video yang akan mendapat iklan tidak bisa sembarangan. Video tersebut harus memenuhi beberapa syarat dan ramah pengiklan. 

Melansir dari Google, berikut ini konten yang tidak cocok untuk iklan dan akan menghasilkan status monetisasi 'terbatas atau tanpa iklan'. 

1. Kata-Kata Tidak Sopan

Kawan Puan, salah satu jenis konten yang tidak ramah pengiklan adalah konten dengan kata-kata tidak sopan.

Konten yang sering menggunakan kata-kata tidak sopan bertaraf berat atau vulgar di sepanjang video mungkin akan mendapat status monetisasi 'terbatas atau tanpa iklan'.

Namun apabila kata-kata yang tidak sopan tersebut digunakan sesekali (seperti dalam video musik), hal tersebut tidak akan secara otomatis menyebabkan video tidak cocok untuk pengiklan.

2. Konten Khusus Dewasa

Konten video yang menonjolkan tema seksual tidak ramah pengiklan lho, Kawan Puan.

Dengan pengecualian terbatas untuk video pendidikan seks dan video musik yang tidak vulgar. Aturan ini mencakup visual buatan komputer maupun yang nyata. 

Baca Juga: Rekomendasi Platform untuk Jadi Reseller Perhiasan Emas, Bakal Cuan!

 

3. Kekerasan

Jenis konten yang tidak ramah pengiklan selanjutnya adalah konten yang titik fokusnya pada darah, kekerasan, atau cedera dan ditampilkan tanpa menambahkan konteks.

Jika kamu akan menampilkan konten kekerasan dalam konteks berita, pendidikan, seni atau dokumenter, penting untuk memberikan konteks tambahan.

Sebagai contoh, jika suatu video berisi pelaporan berita yang kredibel mengenai peristiwa kekerasan dalam konteks jurnalistik, video tersebut dapat memenuhi syarat untuk dimonetisasi.

Selain itu, konten kekerasan yang terjadi dalam alur game video biasa juga bisa diterima untuk iklan.

Namun, video yang berfokus pada kekerasan berlebihan tidak dapat diterima dan dilakukan monetisasi. 

4. Konten yang Mengejutkan

Sebuah konten yang dapat membuat penonton merasa terganggu, jijik, dan ketakutan tidak akan cocok untuk pengiklan. 

Sebagai contoh, video kecelakaan atau cedera, video medis dan lain sebagainya.

Tentu saja ada batasan. Sampai mana video masih bisa mendapatkan pengiklan dan video mana yang tidak bisa.

Misalnya, video kecelakaan yang tidak memperlihatkan luka terbuka atau terekspos masih dapat mengaktifkan iklan.

Namun video kecelakan yang mengganggu dan memperlihatkan bagian tubuh yang terekspos, iklan akan dinonaktifkan.

Baca Juga: Pentingnya Penetrasi Uang Elektronik dan Pembayaran Digital di UMKM

 

 

5. Tindakan Berisiko atau Berbahaya

Konten yang mendorong tindakan berisiko atau berbahaya hingga dapat mengakibatkan cedera fisik, emosional atau psikologis berat tentunya tidak cocok untuk iklan.

Namun tidak semua video beresiko dan berbahaya tidak cocok dengan iklan, Kawan Puan.

Untuk video seperti aksi stunt atau tindakan yang sedikit berbahaya, tetapi dilakukan secara profesional dan dalam situasi terkontrol, iklan masih bisa diaktifkan. 

Namun hal ini tidak berlaku untuk video aksi stunt yang memiliki risiko keselamatan, seperti meminum atau memakan sesuatu yang tidak dapat dikonsumsi.

Demikian beberapa konten video yang tidak ramah iklan menurut pedoman YouTube.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi Kawan Puan yang akan membuat konten dan mengunggahnya di YouTube. 

(*)

Baca Juga: Kisah Sukses Pengusaha Warung Raih Omzet 2 Kali Lipat Lewat E-Commerce

 

 

Sumber: Google
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru