Dianggap sebagai Warisan Budaya
Ternyata, tindik kelamin bukan hal yang populer baru-baru ini.
Melansir MedicineNet, asisten direktur Frankfurt University Teaching Hospital for Psychosomatic Medicine and Psychotherapy, Aglaja Stirn, MD, menyebutkan bahwa praktik genital piercing atau tindik kelamin itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan.
Menurut risetnya, Stirn memaparkan bahwa tindik kelamin merupakan bagian dari kebudayaan Suku Dayak, di Kalimantan.
Dahulu, laki-laki suku dayak diharuskan menghias alat vitalnya dengan perhiasan-perhiasan dari tulang-belulang.
Baca Juga: Remaja Mengalami Obesitas? Kenali Ini Penyebab dan Risikonya
Tradisi tindik kelamin juga disebutkan dalam teks Kamasutra, yang tak lain adalah kitab kuno yang membahas serba-serbi cinta dan sensualitas dari kebudayaan Hindu.
Di sini, tindikan kelamin disebutkan sebagai bentuk perhiasan.
Dipopulerkan oleh Diva Hollywood
Di zaman modern, praktik tindik kelamin pun sebenarnya sudah populer sejak era '90-an.
Tak lain adalah Christina Aguilera, penyanyi sekaligus penulis lagu asal Amerika yang mengaku telah mendapatkan sejumlah tindikan di beberapa bagian tubuhnya, salah satunya adalah di bagian Miss V.
Mengutip Dailymail, pelantun tembang Reflection yang menjadi soundtrack film Mulan ini mengaku jika menindik tubuhnya, termasuk di area intim, memberikan euforia tersendiri bagi dirinya.
Ia yang telah mendapatkan tindikan di area kewanitaannya sejak tahun 1990-an menjadi trend setter tindik kelamin bagi perempuan, sehingga praktik ini pun terkenal dengan istilah “Christina Piercing”.