Parapuan.co – Kawan Puan, manipulasi dalam hubungan memang membuat jalinan ini berjalan tidak sehat.
Bertahan dengan hubungan yang tidak sehat tentu bukan hal yang harus dilakukan.
Kamu perlu mengambil langkah untuk mengakhiri hubungan yang telah membuatmu menderita ini.
Namun, bagaimana jika saat Kawa Puan berusaha untuk mengakhiri hubungan tersebut malah mendapatkan berbagai ancaman dari pasangan?
Ancaman tersebut bisa seperti dia akan bunuh diri, menghancurkan kariermu, atau bahkan mengancam akan mengganggu keluargamu.
Baca Juga: Apa Itu Negging? Berikut Penjelasan dan Dampaknya dalam Hubungan
Tentunya kondisi ini akan membuatmu merasa takut dan mengurungkan niat untuk mengakhiri hubungan.
Mendapatkan ancaman dari pasangan sebenarnya menjadi hal yang umum terjadi namun, kerapkali kali kita masih menyepelekannya.
Pasangan yang kerap memberikan ancaman saat kamu akan melakukan suatu hal menunjukan jika mereka sedang melakukan emotional blackmail atau pemerasan emosional.
Apa itu emotional blackmail?
Emotional blackmail atau pemerasan emosional adalah kondisi di mana pasangan memberikan ancaman pada dirimu dengan memanfaatkan hal-hal yang bersifat personal.
Istilah emotional blackmail ini sering didengar mulai tahun 1997.
Seperti yang dilansir dari Healthline, seorang penulis bernama Susan Forward menjadi pelopor istilah blackmail yang saat ini tak jarang dialami oleh setiap pasangan.
Dalam bukunya yang berjudul “Emotional Blackmail: When the People in Your Life Use Fear, Obligation, and Guilt to Manipulate You”, Susan mengatakan bahwa emotional blackmail merupakan tindakan pemerasan emosional yang manipulatif.
Tak hanya itu, Erika Myers, seorang terapis di Bend, Oregon juga berpendapat bahwa emotional blackmail merupakan bentuk pemerasan emosional yang halus dan berbahaya.
“Ini mungkin tampak seperti menahan pasangan, bentuk kekecewaan, atau bahkan perubahan,” ungkap Erika.
Baca Juga: Mengenal Guilt Trips dan Dampak yang Mungkin Akan Ditimbulkan
Tanda emotional blackmail
Saat pasangan melakukan emotional blackmail, tentu tanda yang kerap ditunjukkan adalah dengan memberikan ancaman untukmu baik itu ancaman yang kecil hingga ancaman yang dapat membahayakan dirimu.
Tak hanya ancaman, pasangan yang melakukan emotional blackmail juga menunjukkan tanda-tanda lain terkait perilaku mereka seperti menuntut dan menekan.
Kondisi ini tentu akan membuatmu kembali berpikir saat akan memutuskan sesuatu dan bahkan tak jarang mengurungkan niatmu untuk melakukannya.
Kawan Puan mungkin bertanya apa tujuan pasangan saat mereka melakukan emotional blackmail.
Tentunya hal ini bertujuan agar pasangan dapat mengontrol hal-hal dalam dirimu.
Selain itu mereka juga akan membuatmu patuh dengan apa yang mereka katakan.
Mengalami emotional blackmailing merupakan sebuah indikasi atau ciri jika hubungan yang tengah kamu jalani merupakan jenis hubungan yang toksik.
Baca Juga: Jangan Diam, Ini Taktik Menghadapi Pasangan yang Manipulatif
Nah Kawan Puan, itu tadi beberapa hal yang perlu kamu ketahui soal emotional blackmail.
Meski umum terjadi, emotional blackmail menjadi indikasi toxic relationship dan merupakan bentuk hubungan yang manipulatif.
Jadi ketika tanda emotional blackmail ini sudah kamu rasakan, baiknya segeralah mengambil sikap ya! (*)