Parapuan.co - Musik dapat dipengaruhi oleh banyak hal yang terjadi di suatu negara termasuk isu sosial politik.
Musik pop dari Korea Selatan yang dikenal dengan sebutan K-Pop pun sering mengangkat isu sosial yang ditemukan di negaranya maupun di seluruh dunia.
Uniknya, musik K-Pop tidak membahas isu sosial politik secara langsung, mereka menyiratkannya dalam lirik dan dibalut dengan musik energik.
Salah satu grup K-Pop yang secara rutin memasukkan kritik terhadap isu sosial maupun politik dalam liriknya adalah BTS.
Baca Juga: Kesetaraan Hubungan Antara BTS dan ARMY Ciptakan Aktivisme Fandom
Lirik BTS telah banyak menginspirasi banyak penggemarnya, yang dikenal secara kolektif sebagai ARMY.
BTS dinilai berhasil mengangkat perjuangan yang dialami kaum muda serta isu sosial di sekitarnya dengan merefleksikan pengalaman mereka sendiri.
Melansir dari Billboard, berikut lagu-lagu BTS dengan lirik yang mengangkat isu sosial generasi muda.
1. No More Dream (2013)
No More Dream adalah single pertama BTS yang membawa pesan kepada para penggemar untuk mengikuti impian mereka sendiri daripada mengikuti harapan masyarakat.
Lagu yang kuat dengan nuansa hip hop ini dibuat ketika mayoritas anggota grup masih remaja bahkan masih ada yang menempuh pendidikan.
Lirik dalam lagunya sangat berkaitan dengan bagaimana budaya Korea Selatan sebagian besar berkisar pada penekanan pada kesuksesan di bidang pendidikan.
Indikator kesuksesan di bidang tersebut dilihat dari seberapa sering mereka menghadiri kelas khusus setelah sekolah dengan tujuan lolos tes universitas bergengsi.
2. N.O (2013)
Memiliki pesan serupa dengan lagu No More Dream, lagu N.O membahas kesulitan yang mereka hadapi dalam sistem pendidikan.
Baca Juga: Mayoritasnya Perempuan, Komunitas BTS ARMY Indonesia Hadapi Komentar Bias Gender
"Siapa yang membuat kami belajar seperti mesin?" bunyi lirik bagian rap dari Suga.
"Siapa yang akan bertanggung jawab saat kita menjalani kehidupan seperti boneka?" bunyi lirik bagian RM.
Lirik RM adalah tanggapan atas pertanyaan dalam lirik sebelumnya, "Apakah ini benar-benar membuat orang tua kita bahagia?"
3. Dope (2015)
Lewat lagu ini, BTS menyampaikan masalah yang ditemukan oleh generasi Sampo, Ohpo, dan Yookpo.
Dalam bahasa Korea, sam, oh, dan yook adalah angka tiga, lima, dan enam.
Kata tersebut pun mengacu pada ungkapan populer terkait keinginan untuk menyerah dalam menghadapi kesulitan ekonomi dan penyakit masyarakat.
Mereka yang dianggap sebagai bagian dari generasi Sampo menyerah untuk memiliki hubungan romantis, pernikahan, dan anak.
Generasi muda Ohpo tidak mampu untuk menemukan pekerjaan yang layak atau memiliki rumah sendiri.
Generasi Yookpo yang lebih muda lagi ingin melepaskan keinginan-keinginan mereka serta menyerah pada lingkungan sosial.
4. Silver Spoon (Bapsae) (2015)
Lagu yang energik ini menggunakan metafora "sendok" yang populer di Korea Selatan, di mana orang dilahirkan dengan sendok emas, sendok perak, sendok berkarat, sendok kotor, dan sebagainya.
Metafora tersebut terkait status sosial ekonomi maupun nasib buruk generasi muda.
Baca Juga: Persona, Shadow, dan Ego: Ketika Teori Psikologi 'Map of the Soul' dan Musik Disatukan oleh BTS
Generasi muda di Korea Selatan merasa bahwa generasi sebelumnya telah meninggalkan lingkungan yang tidak stabil untuk diwarisi ke generasi saat ini.
Lagu tersebut juga mengungkapkan kemarahan atas banyak pekerja muda yang dipaksa untuk menerima apa yang dikenal sebagai passion pay yaitu bekerja secara gratis untuk mendapatkan pengalaman.
5. Am I Wrong (2016)
Dalam lagu ini, Jimin dan Jung Kook menyanyikan lirik tentang bagaimana dunia sudah menjadi gila.
Dalam lagu ini, RM juga mempertanyakan bagaimana orang-orang tidak bereaksi keras terhadap keadaan berita dan media di zaman sekarang ini.
Am I Wrong dirilis pada bulan yang sama ketika skandal korupsi besar terungkap, yang pada akhirnya menjatuhkan Presiden Korea Selatan saat itu, Park Geun Hye.
Elemen lainnya yang membuat lagu Am I Wrong paling sarat politik adalah frasa "mayday, mayday," yang tampaknya merujuk pada panggilan darurat dan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei.
Walaupun BTS menuliskan lirik tersebut dengan merefleksikan pada keadaan sosial politik di Korea Selatan, para pendengar dari seluruh dunia bisa merasakan hal yang sama.
Baca Juga: Komunitas BTS ARMY: Ruang Aman bagi Keberagaman dan Perwujudan Globalisasi Sesungguhnya
Hal tersebut karena pada dasarnya masalah sosial politik di masyarakat, terutama generasi muda masa kini, adalah tantangan kolektif yang bisa ditemukan di mana saja. (*)