Parapuan.co - Sebentar lagi kita akan merayakan 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia dari ancaman penjajah.
Saat berbicara soal kemerdekaan, secara kolektif kita setuju bahwa kebebasan adalah unsur terbesar yang membangunnya.
Kebebasan memang sebuah kata yang sulit diterapkan karena setiap orang memiliki indikator kebebasan yang berbeda-beda.
Namun ada kebebasan esensial yang memang seharusnya menjadi hak setiap manusia, termasuk perempuan.
Perjuangan perempuan demi kebebasan tersebut digambarkan dengan apik dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak karya sutradara perempuan Indonesia Mouly Surya pada tahun 2017.
Mouly berhasil mengungkapkan segala rintangan dan halangan yang perempuan Indonesia hadapi, terutama yang di pelosok, setiap harinya dalam tiap babak kehidupan.
Baca Juga: Film I, Tonya: Saat Bakat dan Ambisi Tak Cukup untuk Bawa Atlet Tonya Harding ke Olimpiade
Film ini menceritakan kisah Marlina (Marsha Timothy) yang hidup sendirian di tanah Sumba semenjak suaminya meninggal.
Masalah datang ketika gerombolan perampok datang ke rumahnya untuk merenggut apa yang dimiliki Marlina. Tak hanya harta, mereka juga menginginkan kehormatan Marlina.
Babak Pertama: Perampokan
Film dimulai ketika rumah Marlina didatangi oleh Markus, ketua gerombolan perampok untuk mengambil harta yang dimiliki Marlina.
Tak puas dengan itu saja, Markus juga mengatakan ia dan kawan-kawannya akan melakukan tindak kekerasan seksual pada Marlina.