Menurut Cecep Eka Permana yang merupakan seorang arkeolog, penggunaan ikat kepala berwarna putih hanya boleh dikenakan oleh masyarakat Baduy Dalam.
"Kalau misalnya Baduy Luar menggunakan ikat kepala tersebut, bisa kualat," ungkap Cecep.
Dalam arti lain, dipercaya apabila ada masyarakat Baduy Luar yang menggunakan ikat kepala tersebut, dipercaya dapat menimbulkan bencana.
Tentunya ciri-ciri pakaian yang dijelaskan tersebut berbeda dengan yang dikenakan oleh Presiden Joko Widodo ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Tak Harus Mendaki Gunung, Ini Rekomendasi Rayakan 17 Agustus di Rumah Saja
Lantas, apa lagi yang membedakan Suku Baduy Luar dan Dalam?
Cecep menyatakan bahwa pakaian Baduy Luar itu berwarna hitam.
Namun demikian, Cecep juga mengungkap bahwa Suku Baduy Dalam pun bisa menggunakan pakaian warna hitam.
"Yang fundamental itu ikat kepala," tegas Cecep.
Jadi kita semakin paham ya, kalau ternyata yang dipakai oleh Presiden Joko Widodo di Sidang MPR Tahunan tersebut adalah baju adat dari Suku Baduy Luar.
Sebab, baju adat yang dipakai Presiden Joko Widodo berwarna hitam dan ikat kepalanya pun biru tua dan bercorak kehitaman. (*)