Namun, perjalannya berbulan-bulan itu tidaklah mulus dan justru penuh perjuangan. Namun, Qyara tidak pernah mengeluh dan menyerah.
Padahal, saat menjalani seleksi di tingkat kabupaten, Qyara sempat terjatuh saat tes lari. Lalu, saat seleksi di tingkat provinsi, sepatunya jebol dan rusak hingga kakinya keseleo.
Namun, Syofyano bilang, "Dia tidak pernah ngeluh dan selalu bilang 'enggak apa-apa kok, aku bisa'. Itu merupakan spiritnya dia yang kami lihat."
Baca Juga: Bertugas Kibarkan Sang Saka Merah Putih, Ini 4 Fakta Soal Paskibraka!
Orang tua Qyara sangat bangga putri keduanya bisa lolos seleksi paskibraka dan ini menjadi kebanggan terbesar melihat anaknya bisa menunaikan kewajiban terhadap negara.
Betapa tidak, sebelum berbakti kepada Indonesia, Qyara ialah anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Siswi ini membantu usaha orang tuanya.
"Dia itu anak rumahan, dia juga enggak malu bantu kami sehari-harinya jualan beras, malahan sering angkut antarberas ke konsumen, ngambil tagihan juga," ujar Syofyano.
Biasanya Qyara sehari-hari bertugas mengantarkan beras ke konsumen-konsumen orang tuanya.
Namun, karena tak kelihatan selama beberapa bulan ini, tetangganya pun menanyakan keberadaannya. Lantas, dengan bangga orangtuanya bilang anaknya menunaikan tugas negara.